Masa pergerakan kebangsaan di Indonesia



Bangsa Indonesia mengalami penderitaan akibat penjajahan  mulai awal abad ke-17 sampai abad ke-20.  Pada masa penjajahan, bangsa Indonesia telah berusaha sekuat tenaga untuk mengusir penjajah dan bercita-cita menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari penjajahan. Berbagai bentuk perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan oleh para raja, bangsawan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dilakukan dengan cara mengangkat senjata. Namun,  pada  umumnya,  bentuk perlawanan semacam itu mengalami kegagalan. 



Baca Juga : Keragaman Sosial Budaya di Indonesia



Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah sebagai berikut. 

  • Perjuangan bersifat kedaerahan.
  • Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
  • Masih bergantung pada pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).
  • Kalah dalam persenjataan.
  • Belanda menerapkan politik adu domba (devide et impera).

Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin berjuang dengan cara yang lebih modern, yaitu menggunakan kekuatan organisasi. Lahirnya organisasi-organisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional.

Masa pergerakan kebangsaan dibedakan menjadi 3 masa,

yaitu masa awal (perkembangan) pergerakan nasional, masa radikal, dan masa moderat.



Baca Juga : Peristiwa Perlawanan Terhadap Belanda

Masa Awal Pergerakan Nasional (Tahun 1900-an)

dr.sutomo

Pada masa ini, lahir banyak organisasi pergerakan, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan  Indische Partij (IP). Salah satu organisasi yang besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional adalah Budi Utomo. Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908, Sutomo beserta kawan-kawannya berkumpul di Jakarta. Mereka sepakat mendirikan Budi Utomo yang berarti “usaha mulia”. Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia, pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Masa Awal Radikal (Tahun 1920-1927-an)

Masa Awal Radikal (Tahun 1920-1927-an)

Perjuangan bangsa Indonesia mela  wan penjajah pada abad ke20 disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pa da masa ini bersifat radikal/ keras terhadap pemerintah Hindia Belanda. Mereka menggunakan asas nonkooperatif/tidak mau bekerja sama. Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah Perhim punan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlathul Ulama (NU), Partai Nasional Indonesia (PNI).



Baca Juga : Peristiwa Perlawanan Terhadap Portugis

Masa Moderat  (Tahun 1930-an)

Sejak tahun 1930, organisasi-organisasi pergerakan Indonesia mengubah taktik perjuangannya. Mereka menggunakan taktik kooperatif (bersedia bekerja sama) dengan pemerintah Hindia Belanda. Organisasi-organisasi

 

yang berhaluan moderat antara lain Partindo 1930, PNI Baru, Partai Indonesia Raya (Parindra), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), dan Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Selain organisasi-organisasi di atas, masih banyak organisasi kepemudaan dan keagamaan lainnya yang ada dan berkembang pada masa itu, antara lain: Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), Jong Islamieten Bond, Sumatra Thawalib yang lahir di Minangkabau, Persatuan Pemuda Kristen, dan Persatuan Pemuda Katholik.

Baca Juga :  Apa hubungan rempah-rempah dan penjajahan di Indonesia?

 

Ayo Berlatih

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat! 

1. Mengapa berbagai bentuk perlawanan terhadap Belanda sering mengalami kegagalan?

  • Perjuangan bersifat kedaerahan. 
  • Perlawanan tidak dilakukan secara serentak. 
  • Masih bergantung pada pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti). 
  • Kalah dalam persenjataan. 
  • Belanda menerapkan politik adu domba (devide et impera). 


2. Bagaimanakah perubahan strategi perlawanan terhadap Belanda dilakukan oleh kaum atau golongan muda terpelajar?

kaum terpelajar ingin berjuang dengan cara yang lebih modern, yaitu menggunakan kekuatan organisasi.


3. Peristiwa apa yang menandai lahirnya masa pergerakan nasional?

Lahirnya organisasi-organisasi yang dibentuk oleh para kaum terpelajar. Salah satu organisasi yang besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional adalah Budi Utomo.Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia, pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.


4. Jelaskan pembagian masa pergerakan nasional!

Masa pergerakan nasional dibedakan menjadi 3 yaitu :

Masa Pergerakan Nasional

Masa Awal Radikal

Masa Moderat


5. Peristiwa apa yang menjadi latar belakang ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional? Jelaskan alasannya!

Salah satu organisasi yang besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional adalah Budi Utomo.Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia, pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 

Ayo Menulis

Carilah sumber bacaan seperti buku, koran, majalah atau internet yang menjelaskan biografi dr. Sutomo. 

1. Tuliskan secara singkat tentang perjuangan dr. Sutomo dalam menghadapi penjajah. 

 

2. Baca dengan jelas dan berikan komentar (presentasikan) biografi dan kisah perjuangan dr. Sutomo tersebut di depan kelas.

 


Nama

Dr. Soetomo atau Soebroto (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888.


Asal Tokoh

Jawa Timur


Bentuk Perjuangan

Sepanjang hidupnya, Soetomo banyak mengabdikan diri di bidang sosial dan budaya dengan membangun rumah sakit, panti asuhan, rukun tani, lembaga kesehatan umum, bank desa, dan koperasi ketimbang berpolitik praktis melawan penjajah. Baru setelah berdirinya Partai Indonesia Raya (1935) jalur perlawanan Soetomo beralih melawan Belanda.


Dampak perjuangannya terhadap pergerakan nasional: 

Salah satu organisasi yang besar pengaruhnya terhadap pergerakan nasional adalah Budi Utomo. Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908, Sutomo beserta kawan-kawannya berkumpul di Jakarta. Mereka sepakat mendirikan Budi Utomo yang berarti “usaha mulia”. Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul di Indonesia, pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 

Munculnya rasa kebangsaan Indonesia berasal dari keinginan kuat rakyat Indonesia untuk merdeka dan berdaulat. Sejak abad ke-19, mulai muncul benih-benih rasa kebangsaan atau nasionalisme bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, khususnya Indonesia. Banyak faktor yang memicu munculnya  Banyak faktor yang memicu munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. 

 

Faktor-faktor lain yang memicu munculnya rasa kebangsaan Indonesia.

A. Faktor Internal

Faktor Internal atau faktor yang berasal dari Bangsa Indonesia yang mempengaruhi timbulnya nasionalisme Indonesia antara lain:

 

Perlakuan membeda-bedakan dari penjajah Barat (Belanda) menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang akhirnya menimbulkan perasaan senasib. 

 

Sistem Penjajahan Belanda yang menguras sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi. Contohnya tanam paksa, monopoli, diskriminasi dan sebagainya.

 

Adanya kenangan kejayaan masa lalu. Khususnya pada kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya serta kebesaran kerajaan-kerajaan Islam. Pada masa Majapajit, mereka mampu menguasai seluruh Nusantara. Adapun masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya kuat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan.

Baca Juga :  Buku Daftar Nilai Kelas 4 SD/MI K-13 Revisi Lengkap Semester 1 dan 2

 

Timbulnya kaum terpelajar akibat adanya politik Ethis Van Derenter. Mereka memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri. Golongan terpelajar itu menyadari akan nasib bangsanya sehingga terbentuk kepribadian, pola pikir dan etos juang yang tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.

 

Lahirnya kelompok terpelajar islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Mereka menjadi agen perubahan cara pandang masyarakat, bahwa nasib bangsa Indonesia tidak dapat diperbaiki melalui belas kasih penjajah seperti melalui politik etis. Nasib bangsa Indonesia harus ubah oleh bangsa Indonesia sendiri melalui peningkatan taraf hidup baik dibidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.

 

Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional. Kesadaran Bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang ingin hidup bebas, merdeka seperti bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut menambah semangat juang untuk memperoleh kemerdekaan dan menimbulkan adanya semangat persamaan derajat.


B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal (dari luar) yang menyebabkan tumbuhnya nasionalisme Bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut :

Munculnya fase kesadaran pentingnya semangat nasional dan perasaan senasib, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika latin pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

 

Peristiwa Perang Dunia I menyadarkan para terpelajar mengenai penentuan nasib sendiri. Perang tersebut merupakan perang memperebutkan daerah jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa kini saatnya telah tiba bagi mereka untuk melakukan perlawanan terhadap panjajah yang sudah lelah berperang.

 

Munculnya dorongan untuk melawan imperialisme barat karena adanya konflik ideologi antara kapitalisme / imperialisme dengan sosialisme / komunisme. Hal ini dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapatkan pemahaman tentang ide-ide baru dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, seperti demokrasi, liberalisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari negara-negara barat.

 

Lahirnya nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia bahwa imperialisme harus dilawan melalui organisasi modern.

 

Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1965, telah menyadarkan bangsa Asia khususnya Indonesia akan kekuatan dan kemampuannya sebagai bangsa Asia yang telah mampu mengalahkan bangsa Eropa yang selalu menganggap bangsa yang super.

 

Dengan faktor-faktor tersebut diatas, maka timbullah kesadaran Nasionalisme sebagai bangsa Indonesia sehingga mempunyai tekad dan kesadaran untuk memperoleh kembali kemerdekaan Indonesia setelah beberapa ratus tahun dijajah bangsa Eropa.

 

Perkembangan masyarakat Indonesia pada masa munculnya rasa kebangsaan

Perkembangan masyarakat Indonesia pada masa munculnya rasa kebangsaan terjadi di berbagai bidang kehidupan, di antaranya sebagai berikut.


Bidang Pendidikan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya para cendekiawan, baik hasil dari pendidikan Barat maupun pendidikan di Indonesia. Para cendekiawan ini menjadi pelopor dan pemimpin munculnya organisasiorganisasi pelajar dan mahasiswa untuk melawan penjajah, seperti dokter Sutomo dan organisasi Budi Utomo.

 

Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang pendidikan antara lain sebagai berikut :

 

Dengan adanya Perhimpunan Indonesia pergerakan kebangsaan terus berjalan sehubungan dengan meningkatnya wawasan pemimpin-pemimpin Indonesia yang telah mengetahui bahwa bangsanya selama ini telah dijajah. Hal inilah yang membangkitkan pelajar-pelajar Indonesia yang ada di Hindia Belanda untuk berjuang membela bangsanya dan membentuk perhimpunan indonesia pada tahun 1908.

Baca Juga :  Belajar Memasangkan Harga Dengan Nilai Uangnya ( Kelas 2 SD/MI )

 

Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.

Bidang Ekonomi

Ada upaya untuk penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan serta meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

 

 

Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang ekonomi :

 

 

Tujuan Sarekat Dagang Islam adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim.

Sarekat Dagang Islam menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya.

 


Bidang Politik

 

Banyak muncul organisasiorganisasi pergerakan yang menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan penjajah. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan kolonial di Indonesia. Mulai muncul paham-paham baru seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, dan pancasilaisme. Semangat nasionalisme pada masa ini digunakan sebagai paham atau ideologi  bagi organisasi pergerakan, salah satunya Partai Nasional Indonesi yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang politik antara lain :

 

Partai Nasional Indonesia melakukan usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.

Pada 17-18 Desember 1927 diadakan rapat yang dihadiri oleh PNI, Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Soematranenbond, Kaum Betawi, dan Indonesische Studieclub dan Algeemene Studiclub sepakat mendirikan suatu federasi yaitu Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

Bidang Sosial dan Budaya

Melakukan pembentukan identitas nasional, seperti penggunaan nama Indonesia untuk menyebut negara kita. Hal ini diawali oleh J.R. Logan  pada tahun 1850 dan istilah Indonesia makin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Ada upaya untuk melindungi, memperbaiki, dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing sejalan dengan masuknya penjajah di Indonesia

Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang sosial dan budaya antara lain :

 

Organisasi-organisasi politik yang lahir setelah Sumpah Pemuda, semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya, seperti Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931, Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) tahun 1931, Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 dan lain-lain. Bahwa partai Sarekat Islam, pada tahun 1929 berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Dengan demikian partai ini lebih menujukkan corak kebangsaannya.

Gerakan ke arah persatuan semakin giat diusahakan setelah Kongres Pemuda II. Proses penyatuan berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional. Sejak Kongres Pemuda kedua, organisasi-organisasi pemuda kedaerahan mulai memproses untuk “bersatu menjadi satu wadah”, dan baru berhasil secara tuntas, yaitu pada tanggal 31 Desember 1930 dengan nama organisasi Indonesia Muda.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.