Membuat Artikel Jangan Asal Kopas Dari Internet

Gurune.net – Tak dipungkiri dengan mudahnya akses internet seperti sekarang ini, seseorang leluasa mengakses berbagai sumber bacaan secara cepat dan beragam. Tapi sangat disayangkan bagi sebagian penulis mengabaikan ” anggah – ungguh ” dalam budaya menulis. 

Maksudnya kemudahan tersebut mereka manfaatkan dengan cara yang kurang tepat. Mereka membuat artikel hanya asal kopi paste dari  tulisan – tulisan yang dibuat seseorang, penulis seenaknya ” menyomot ” beberapa paragraf tulisan seseorang dan menaruh di dalam artikel mereka tanpa menyertakan sumber rujukan. 

Sebetulnya boleh saja ambil tulisan seseorang tapi  jangan asal kopi paste saja, sumber tulisan tersebut seharusnya dicantumkan dalam artikel yang mereka buat, Cara semacam itu lebih etis dan menghargai karya orang lain.

etika menulis artikel
etika menulis

Hari ini dapat ilmu dari salah satu wartawan senior dikotaku, beliau adalah wartawan lintas24.com. 

Beliau sangat kecewa hasil juara lomba menulis yang di adakan oleh instansi tertentu. Artikel sang juara ternyata terdeteksi sebagian hasil ” comot ” sana – sini dari internet, parahnya tanpa menuliskan rujukan atau daftar pustaka. 

Sangat mudah mengecek artikel apakah itu original atau tidak, banyak aplikasi baik online maupun offline yang dapat mengecek seberapa persen tingkat ” uniqe ” tulisan mereka.

Beberapa tempat pengecekan tingkat originalitas tulisan antara lain ” copyscape, Dusball, Plagscan, Plagiarism checker x dan masih banyak lagi tentunya.

Kadang kita membaca sebuah artikel di media cetak tertentu yang berisi artikel – artikel yang sangat bagus. Tapi kita tidak tahu seberapa tingkat ” originalitas ” tulisan mereka. 

Sangat mudahko kita cek tulisan mereka.

Ni contoh hasil cek beberapa kalimat yang gurune buat di artikel ini lewat ” Plagiarism checker x “.

Baca Juga :  Jawaban dari teks bacaan Singkong

plagiarism

Dari hasil pengecekan gurune di dalam software plagiarism, muncul sebuah diagram lingkaran dengan 2 warna sebetulnya, satu biru donker sebagai tanda ( plagiarized ) sedangkan hijau muda sebagai tanda kalau artikel yang di tes disini ” uniqe “. 

Hasil cek yang gurune dapatkan semua berwarna hijau muda, berarti 100 % tulisan yang sedang gurune cek adalah uniqe, asli karya ketikan dan pemikiran sendiri tanpa comot sana – sini asal – asalan.

Data selanjutnya software tersebut juga bisa menunjukan jika didalam artikel tersebut terdapat hasil ” comotan ” atau uniqe akan ditampilkan dalam sebuah data seperti di bawah ini.

cara cek tulisan plagiat

Dari tabel data diatas jelas seberapa persen tingkat duplikat sebuah tulisan dan dari mana asal mula tulisan tersebut.

Sebetulnya bagi pembaca kadang tidak mempedulikan hal – hal seperti ini, akan tetapi kembali ke ” etika ” atau ” anggah – ungguh ” seorang penulis. Jika mempunyai etika yang baik dikala mengutip beberapa rujukan, cantumkan sumber rujukan atau kutipan tersebut.

Sebetulnya ada 2 cara pengutipan yang berasal dari internet.

# Pertama – Dengan cara kutipan langsung

Dengan cara ini penulis bisa menuliskan dulu nama situs atau penulis asal baru menuliskan kutipan yang diambil.

contohnya : 

Menurut kang bejo dalam situsnya gurune.net ” etika menulis diperlukan sebagai bentuk penghargaan kepada karya seseorang “

#Kedua – Dengan cara mengutip tidak langsung

Hampir mirip dengan cara diatas cuma perbedaanya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa sendiri.

contohnya :

Menurut kang bejo dalam situsnya gurune.net mengatakan ” sebagai bentuk penghargaan terhadap karya seseorang, dalam mengutip sebuah artikel diharapkan mencantumkan sumber rujukan “

dari kedua cara diatas hampir sama, perbedaan hanya pada menyalin sama persis, dan yang satunya mengganti gaya bahasa tulisan saja.

Baca Juga :  Guru Yang Hebat Adalah Yang Menginspirasi

Sebetulnya mudahkan….

Cara tersebut berlaku untuk kutipan yang akan dimuat di media cetak maupun elektronik seperti website.

Maka dengan mudahnya cara mengutip tersebut, diharapkan para sobat yang membaca tulisan ini, disaat membuat artikel cantumkanlah sumbernya, dengan cara tersebut berarti kita sudah menghargai karya seseorang.

Apa si manfaat menulis tidak asal copas?

Banyak manfaat sebetulnya, pertama kita berlatih jujur untuk diri sendiri, ke dua kita sebetunya secara tidak sadar sedang menghindari masalah melanggar hukum, coba kalau tulisan tersebut benar – benar dilindungi secara hukum, kita ambil seenaknya, maka tau sendiri resiko yang bakal didapatkan.

Jika itu sebuah website yang ” termonetize “, kita akan terkena pelanggaran hak cipta, sebagai sanksi maka akun kita bisa saja terkena baned permanen kalau terus bandel akan peringatan dari ” mbah google

Jika tulisan itu “uniqe” maka google akan sukarela ikut menaikan rank tulisan kita di ” google searche “.

Maka diharapkan mulailah perbaiki tulisan kita yang akan dimuat dimedia cetak maupun di website – website kita.

Khusus para rekan – rekan guru yang memang sedang berambisi mengejar ” angka kredit guru ” dengan menulis, dan gencar mengirimkan artikelnya ke media cetak hindari cara tidak etis dengan asal copas tulisan seseorang. 

Selayaknya seorang guru bisa menjadi contoh dalam hal ” etika ” dalam menulis.

Mulailah dengan hal yang sederhana dan teruslah belajar demi pembiasan budaya menulis dan literasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.