gurune.net – 23 Penggunaan Huruf Kapital Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima – Penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia diatur secara sistematis dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima. Panduan ini sangat penting terutama dalam penulisan resmi, karya ilmiah, jurnalistik, hingga pendidikan. Berikut ini adalah 23 aturan baku penggunaan huruf kapital yang harus dipahami oleh siapa saja yang menggunakan bahasa Indonesia secara tertulis.
1. Awal Kalimat
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Contoh:
- Apa maksudnya?
- Tolong ambilkan buku itu!
- Kita harus bekerja keras.
- Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.
2. Nama Orang dan Julukan
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Contoh:
- Amir Hamzah
- Dewi Sartika
- Jenderal Kancil
- Bapak Koperasi
3. Nama Orang sebagai Jenis atau Satuan Ukuran
Huruf kapital tidak digunakan jika nama orang dijadikan nama jenis atau satuan ukuran. Contoh:
- 5 ampere
- 15 watt
- ikan mujair
- mesin diesel
4. Nama Orang dalam Teori atau Hukum
Huruf kapital digunakan untuk nama orang yang dijadikan nama teori, hukum, atau rumus. Contoh:
- teori Darwin
- hukum Archimedes
- rumus Phytagoras
5. Kata Bermakna ‘Anak Dari’
Kata seperti bin, binti, boru, van tidak ditulis kapital, kecuali di awal nama atau sebagai kata tugas. Contoh:
- Fatimah binti Salim
- Indani boru Sitanggang
- Charles Adriaan van Ophuijsen
- Salah satu pencetak gol terbanyak adalah Van Basten.
6. Petikan Langsung
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam petikan langsung. Contoh:
- Ibu berpesan, “Berhati-hatilah, Nak!”
- “Besok pagi,” kata Rino, “mereka akan berangkat.”
7. Nama Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Contoh penggunaan huruf kapital dalam nama agama, kitab suci, dan kata ganti Tuhan:
- Islam
- Al-Qur’an
- Tuhan YME (Yang Maha Esa)
- Allah Swt.
8. Gelar Kehormatan dan Akademik
Huruf kapital digunakan pada unsur nama gelar yang diikuti nama orang. Contoh:
- Doktor Mohammad Hatta
- Irwansyah, Magister Humaniora
9. Sapaan dan Profesi
Sapaan seperti Dokter, Raden, Kiai ditulis kapital jika digunakan dalam bentuk sapaan. Contoh:
- Selamat datang, Yang Mulia.
- Silakan duduk, Prof.
10. Jabatan Resmi dan Instansi
Jika menyebut jabatan diikuti nama orang atau instansi, huruf kapital digunakan. Contoh:
- Wakil Presiden Adam Malik
- Gubernur Papua Barat
11. Nama Bangsa, Suku, Bahasa, Aksara
- bangsa Indonesia
- suku Dani
- bahasa Tolaki
- aksara Kaganga
12. Bentuk Dasar Kata Turunan
Jika merupakan bentuk dasar kata turunan, tidak menggunakan huruf kapital. Contoh:
- pengindonesiaan
- keinggris-inggrisan
13. Nama Tahun, Bulan, Hari, dan Hari Besar
- bulan Agustus
- hari Jumat
- hari Natal
- hari Galungan
14. Peristiwa Sejarah
- Konferensi Asia Afrika
- Hari Pendidikan Nasional
15. Nonkapital untuk Peristiwa Umum
- proklamasi kemerdekaan
- perang dunia
16. Nama Geografi
- Gunung Semeru
- Jawa Barat
- Sungai Mamberamo
17. Unsur Geografi Biasa
- berlayar ke teluk
- berenang di danau
18. Nama Geografi sebagai Jenis
- jeruk bali
- kacang bogor
19. Asal Daerah Produk atau Budaya
- batik Cirebon
- soto Banjar
- kopi Gayo
20. Nama Negara, Lembaga, Organisasi, dan Dokumen
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
21. Judul Buku dan Media
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
- Berita berjudul “Listrik Sahabat Petani”
22. Singkatan Gelar dan Pangkat
Singkatan | Keterangan |
---|---|
S.E. | Sarjana Ekonomi |
M.Si. | Magister Sains |
Hj. | Hajah |
Pdt. | Pendeta |
K.R.T. | Kanjeng Raden Tumenggung |
23. Hubungan Kekerabatan sebagai Sapaan
Huruf kapital digunakan pada sapaan hubungan keluarga. Contoh:
- “Kapan Bapak berangkat?”
- “Silakan duduk, Dik!”
- “Selamat belajar, Anak-Anak.”
Catatan Khusus:
- Kata Anda selalu ditulis dengan huruf kapital.
- Istilah kekerabatan diikuti kata kepemilikan tidak menggunakan huruf kapital: bapak dan ibu kita.
Kesimpulan
Pemahaman tentang penggunaan huruf kapital sangat penting untuk memastikan komunikasi tertulis yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia. Dengan mengikuti 23 kaidah yang dijelaskan dalam EYD Edisi Kelima, pengguna bahasa dapat meningkatkan ketepatan dan profesionalisme dalam berbagai konteks penulisan, baik akademik, jurnalistik, maupun administratif.
Pengetahuan ini wajib dikuasai oleh pelajar, guru, penulis, editor, dan siapa pun yang aktif menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan tulis-menulis.