Penggunaan Tanda Hubung

Penggunaan Tanda Hubung (-) Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Kelima

gurune.net – Panduan Lengkap Penggunaan Tanda Hubung (-) Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Tanda hubung (-) memiliki banyak fungsi dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima, tanda baca ini digunakan untuk menyambung unsur kata, memperjelas arti, menandai bentuk ulang, hingga merangkai bahasa asing dengan bahasa Indonesia. Berikut ini ulasan lengkap tentang penggunaan tanda hubung sesuai kaidah resmi.

1. Tanda Hubung untuk Kata yang Terpenggal karena Pergantian Baris

Penggunaan pertama tanda hubung adalah untuk menandai kata yang terputus karena pergantian baris dalam penulisan. Contoh:

  • Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
    ra baru ….
  • Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
    put laut.
  • Kini ada cara yang baru untuk meng-
    ukur panas.
  • Parut jenis ini memudahkan kita me-
    ngukur kelapa.

2. Tanda Hubung untuk Menyambung Unsur Bentuk Ulang

Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan unsur kata yang merupakan bentuk ulang atau reduplikasi. Contohnya:

  • anai-anai
  • anak-anak
  • berulang-ulang
  • kemerah-merahan
  • mengorek-ngorek
Baca Juga :  Kunci Jawaban Mengenal Kata Baku dan Tidak Baku

3. Tanda Hubung untuk Penulisan Tanggal, Ejaan Kata, dan Skor

Tanda hubung juga digunakan untuk tiga fungsi khusus berikut:

  • Menyambung tanggal, bulan, dan tahun: 11-11-2022
  • Menyambung huruf dalam kata yang dieja satu per satu: p-a-n-i-t-i-a
  • Menunjukkan skor pertandingan: 2-1

4. Tanda Hubung untuk Memperjelas Hubungan Bagian Kata atau Ungkapan

Penggunaan tanda hubung membantu menghindari ambiguitas dalam kata majemuk atau gabungan angka dan kata:

Dengan Tanda Hubung Tanpa Tanda Hubung
ber-evolusi be-revolusi
meng-urus (merawat; memelihara) me-ngurus (menjadi kurus)
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000) dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
23⁄25 (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima) 20 ³⁄25 (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan) mesin-hitung tangan (mesin hitung manual)

5. Tanda Hubung antara Huruf Kapital dan Nonkapital atau Huruf dan Angka

Tanda hubung digunakan saat merangkai huruf kapital dengan huruf kecil atau huruf dengan angka. Contoh:

  • se-Indonesia
  • peringkat ke-2
  • tahun 2000-an
  • hari-H
  • ber-KTP
  • di-SK-kan
  • ciptaan-Nya
  • D-3, S-1
  • KTP-mu

6. Tanda Hubung Tidak Digunakan antara Huruf dan Angka jika Melambangkan Jumlah Huruf

Pada singkatan yang terdiri atas huruf dan angka yang menyatakan jumlah huruf, tanda hubung tidak digunakan. Contohnya:

  • BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia)
  • P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
  • P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

7. Tanda Hubung untuk Gabungan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah atau Asing

Jika suatu kata dalam bahasa Indonesia digabungkan dengan kata dari bahasa daerah, asing, atau slang, digunakan tanda hubung. Contoh:

  • di-slepet ‘dijepret’ (bahasa Betawi)
  • ber-pariban ‘bersaudara sepupu’ (bahasa Batak)
  • mem-back up ‘menyokong’ (bahasa Inggris)
  • di-tafṣīl ‘dijelaskan’ (bahasa Arab)
  • di-bokisin ‘dibohongi’ (slang)

8. Tanda Hubung untuk Menandai Imbuhan atau Bentuk Terikat sebagai Objek Bahasan

Jika imbuhan atau bentuk terikat dibahas secara khusus dalam kalimat, tanda hubung digunakan untuk menandainya. Contohnya:

  • Imbuhan pe- pada pekerja bermakna ‘orang yang’ atau ‘pelaku’.
  • Bentuk terikat pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
  • Bentuk terikat -anda terdapat pada kata seperti ayahanda, ibunda, pamanda.

9. Tanda Hubung untuk Menandai Kesatuan Makna antara Dua Unsur

Dua unsur yang membentuk satu kesatuan makna, seperti pasangan atau nama tempat/acara, dirangkaikan dengan tanda hubung. Contohnya:

  • suami-istri
  • Soekarno-Hatta
  • Konferensi Asia-Afrika
Baca Juga :  Kunci Jawaban Mengenal Kata Sapaan

Kesimpulan

Tanda hubung (-) bukan sekadar pemisah visual, melainkan alat penting dalam menjaga kejelasan dan ketepatan bahasa tulis. Penggunaan tanda hubung yang benar tidak hanya memperkuat struktur kalimat, tetapi juga mencegah kesalahpahaman makna. Dengan memahami dan menerapkan sembilan fungsi tanda hubung yang telah dijabarkan dalam EYD Edisi Kelima, kita turut menjaga mutu bahasa Indonesia di ranah tulis dan cetak.

Jadi, mari biasakan diri menulis sesuai kaidah agar komunikasi tertulis kita menjadi lebih efektif dan profesional.

Scroll to Top