Gurune.net – Buat apa si buang – buang waktu ngadep laptop hanya ngisi konten blog pendidikan, buat seorang guru ? Kan ga ada fungsinya. Ga penting!!!..
Jika Guru PNS, ga ada tu di Buku 4 Artikel yang dibuat di blog bisa untuk kenaikan tingkat. Sebab artikelnya tidak ISBN, mending ke web yang resmi aja, disana diakui.
Dah bikin susah – susah di aplodin di blog ecek – ecek kaya milik gurune. Malah nanti galaku untuk naik tingkat..
Gurune : ” hai gaes”, mengapa hidupmu susah betul, tidak semua bloger pendidikan berharap seperti itu semua, kadang buat bloger pendidikan menulis ala sendiri, di blog sendiri justru bisa menyenangkan hati sanubari…
Kalau bicara kenaikan tingakat, coba deh sobat bimbing anak didik sobat sampai juara tingkat nasional. ada ga penghargaan untuk kenaikan tingkat? kalah sama yang kirim artikel kemedia cetak hasil bayar, ga susah – susah dapet nilai. Kalah sama yang buat PTK, hasil copas sana sini dapat nilai besar,….
Ini hanya opini gaes, mungkin penyebabnya UU guru masih campur sama dosen, coba deh di pilah guru ndiri dosen ndiri. Kadang aturan kenaikan tingkat guru disamakan sama dosen, coba deh berdasarkan prestasi anak didiknya, kan jadi bagus tu…setiap guru berlomba – lomba menjadikan anak didiknya berprestasi…
Kan hasil lomba bisa tambah-tambah lomba jadi guru prestasi ?
Sekali lagi, apa iya piagam guru prestasi bisa tuk syarat tambahan nilai kenaikan pangkat ? ngga kan?? jadi gupres cenderung ke kebanggaan, itu aja..tapi ga ngaruh sama nilai..
Kita susah payah bimbing anak didik kita sampai juara, susah payah buat penelitian tuk jadi guru prestasi, kalah sama mereka yang ngajar dan buat PTK aja cukup buat naik tingkat. Kalau tugas guru di fungsikan full jadi guru membimbing dan mendidik, jawabanya bisa.. tapi kalau dilapangan masih ikut ngurusi tugas lain dan seabreg administrasi gurune rasa perlu diperbaiki tidak hanya di atas kertas saja, hanya data dan data..tapi perbaiki diranah birokrasi dan adminintrasi, biarkan guru konsentrasi dengan membimbing siswanya, apa yang jadi tugasnya itu yang dinilai…
Lho ru, kok lama – lama tulisanya ga nyambung sama judulnya si ?
Biarin gaes, gurune terlanjur nulis tanpa rem hehe…
Pada dasarnya gurune hanya ingin, memberikan sumbangsih saran kepada pemilik kepentingan melalui tulisan ini. Hargailah kerja keras mereka yang sudah menorehkan prestasi tuk anak didiknya, hargailah mereka yang konsentrasi mengajari a,b,c dan 1,2,3 satu persatu tanpa ada waktu memikirkan buat penelitian..Biarlah penelitian pada masing, masing guru berupa catatan kaki di bukunya…tanpa memikirkan grafik – grafik yang harus dipas – paskan supaya terlihat berhasil.
Jangan tambah beban jadi ini, jadi itu..
guru kan gajinya besar, dah pada sertifikasi lagi, tunjanganya besar pula ?
Maka dari itu tunjangan yang besar dan lainya, harus seluruhnya digantikan untuk masyarakat yaitu anak didik, bagaimana mereka menjadi anak – anak yang unggul, bukan memudahkan hirarkri tugas diatasnya dengan data dan data…
Jadilah yang utama prestasi anak didik kita, sebab mereka adalah tanggung jawab kita, bukan urusan gambang mengajar dan mendidik, jika otak kita sudah di curahkan total, apakah gaji segitu dianggap terlalu besar untuk guru??
Ya kebesaran lah, pegawai lainya aja tunjanganya ga segitu…?
Jawaban berikutnya seraching tugas, dan gaji guru di luar negeri ya gaes..
Oya gaes gurune dah buat artikel panjang lebar tu, tapi sebetulnya hanya pingin nyampein ini gaes..
yang utama ini gaes, portal Rumah Belajar punya tampilan baru ni, cek aja ya di Rumah Belajar.
Menurutku penting banget seorang guru ngeblog. Agar mereka juga bisa berekspresi dan bisa menularkan literasi digital yang lebih baik. Tentunya dengan dilengkapi penggunaan tanda baca yang sempurna seperti seorang guru. Selain itu, ya betul, untuk mengasah diri, karena banyak sekali lomba blog yang bisa diikuti. Dan yang terpenting bisa mengajarkan secara online, siapa tahu ada muridnya yang tertarik untuk ngeblog.