Gurune.net – Kadang orang dari daerah lain jika mendengar orang Purbalingga,Banyumas,Banjarnegara, Cilacap, Pemalang, Kebumen
Tegal sedang berbicara terdengar unik,lucu danmenggebu gebu penuh semangat.
Memang logat /dialek Banyumasan atau
orang lain biasa menyebutnya dengan Bahasa “Ngapak” ada ciri khas yang lain
dari pelafal bahasa jawa lainya di luar wilayah tersebut. Diantara logat Jawa
lainya dialek Banyumasan yang paling berbeda.
Tetapi uniknya orang – orang “Ngapak”
akan lebih mudah beradaptasi dengan bahasa lain diluar dialek banyumasan dengan
fasih dan dengan pelafalan yang mirip dengan bahasa yang diikutinya.
Berbeda
dengan orang diluar Bralingmascakeb jika mengikuti dialek Banyumasan akan
terlihat logat asli bahasa daerah mereka. Menarik tentunya kalau kita kupas
dialek Banyumasan menjadi sebuah artikel dan pembelajaran untuk dapat memahami
dan mengerti tentang dialek Banyumasan atau bahasa “ Ngapak” sebutan orang
secara umum. Diawali dari artikel ini gurune akan mencoba mengajarkan tentang
dialek banyumasan beserta transliterasinya kedalam bahasa Indonesia agar mudah
dipahami oleh orang lain yang ingin mempelajarinya.
Oya, untuk panduan
teman-teman bisa cari kamus bahasa banymasan karya Ahmad Tohari yang merupakan
kamus lengkap Bahasa Banyumasan. Gurune yang merupakan putra asli purbalingga
yang keseharianya menggunakan dialek banyumasan dalam berkomunikasi dan kadang
Gurune gunakan untuk mengajar dikelas dikala menggunakan bahasa Indonesia akan
sulit dicerna oleh siswa – siswa yang gurune ajar dikelas akan memberikan
materi secara lengkap tentang Bahasa Banyumasan.
Perbedaan Dialek banyumasan
dengan Bahasa Jawa Secara umum itu ada pada pelafalan “O “ dan “A” , dalam
dialek Banyumasan penekanan “A” itu lebih banyak dan dilafalkan seolah mantap
dan tegas ( Kedepan akan gurune sampaikan di chanel you tube khusus ).
Sejarahnya sejauh gurune pahami dan pelajari asal-usul dialek banyumasan
berasal dari bahasa sansekerta dan tentu merupakan cikal bakal bahasa Jawa yang
berkembang sekarang ini. Ok teman – teman sambil ngopi santai kita kupas tuntas
ya satu persatu.
Oya untuk teman –teman yang berdialek sama perlu kami perjelas
mengapa artikel kami tampilkan dalam bahsa Indonesia agar banyak orang menjadi
tahu dan paham tentang uniknya dialek Banyumasan.
Kata _ kata Umum Dialek Banyumasan
Kata yang
sering terdengar jika orang “Ngapak”
berbicara yaitu “Enyong” dan “ Rika” ini
sangat khas sekali dan perlu dimengerti kata “ Rika ‘ itu bukan nama perempuan
ya sob.. hehehe… tapi artinya “KAMU” sedangkan kata “ Enyong “ artinya “ SAYA “
Ada lagi
kata yang sangat khas dalam dialek banyumasan yaitu kata “ Kencot “ terdengar
unik dan aneh hehehe…kata “ Kencot “ berarti “ LAPAR” selain kata “ Kencot “
ada lagi kata “ Wareg ‘ yang artinya ‘KENYANG” ada kencot ada wareg, sebagi
penghubung kedua kata tersebut ada kata “ MADHANG” yang berarti “MAKAN”.
Jika kita
gabung dalam satu buah kalimat bisa seperti ini sob…
“ Enyong
Kencot Banget, Sewise Weruh Rika Madhang “
Nah disini
kita akan bahas 8 Kata dari kalimat diatas. Kalimat diatas artinya yaitu….
“ Saya
Sangat Lapar, Setelah Melihat Kamu Makan “
Banget
disini adalah kata penegasan yang berarti sangat bisa juga paling, sedangkan
sewise artinya Setelah, bukan nama Negara dieropa ya sob hehehe…
Belajar Menyusun Kalimat dari Dialek
Banyumasan
Bagaimana si
caranya menyusun Kalimat untuk dialek
banyumasan?
Cara menyun
kalimat dialek banyumasan itu mudah, yang pertama harus kita ketahui itu kata
penghubungnya dulu seperti :
Dan —- “
Kambi/Karo “
Ke —– “
Meng / Maring “
Di —- “
n-eng” jika posis di tengah atau akhir
Yang —- “
sing “
Itu yang
harus dipahami dulu, sebab kata – kata tersebut akan sering muncul nantinya
dalam mempelajari dialek banyumasan. Contoh penggunaan kata – kata diatas…
Saya dan
Teman Saya — “ enyong karo batire nyong.
perlu diketahui kata enyong bisa
ditulis “nyong biasanya dalam pengucapan lebih seringnya.
“Pergi ke
jalan Raya “ artinya “ Dolan maring dalan gede “kata maring menjadi kata hubung
dikalimat tersebut sehingga menjadi ber – arti / makna.
“ Di tunggu –
tunggu lama, ternyata masih dirumah “
Kalimat di
atas kalau mau di artikan yaitu “ Di enten – enteni Sue, jebul esih/egin/tegin
neng umah”.
“ Yang tua,
yang berpengalaman “
Jika kita
lihat kata diatas ada dua kata sambung “ yang “ dan jika kita artikan kedalam
dialek banyumasan yaitu .
“ Sing tua, sing pada ndueni pengalaman “.
Itu contoh dalam
membuat kalimat di sekolahan.
Membuat Kalimat Tanya menggunakan
dialek Banyumasan “ Bahasa Ngapak “
Seperti bahasa
– bahsa lainya di dunia ini, Bahasa ibu ( Ngapak ) , juga mempunyai kata Tanya dan
bisa di susun kedalam kalimat Tanya tentunya.
Apa saja si kata Tanya dialek
Banyumasan ??
Apa….? – sama ya sob dengan bahasa
Indonesia “ Apa….?”
Siapa….? Kalau siapa dalam Bahasa Banyumasan
yaitu “ Sapa…?” lebih ringkes ya
hehehe
Kapan….? Kalau kapan sama juga dengan bahasa Indonesia
sob “ Kapan…?”
Mengapa….? Lha kalau ini sedikit beda sob dalam
lafal banyumasanya “ Kenangapa……?”
Dimana….? Dalam dialek Banyumasanya “ Neng Ngendi…..?”
Bagaimana….? Kalau ini dalam dialek banyumasanya “ Kepriwe……?”
Nah, kalau
kata tanyanya sudah bisa dipahami maka berlatih membuat kalimat dengan dialek
banyumasan akan sedikit terbantu. Yang perlu diperhatikan berikutnya tinggal
merangkai antara “ KATA TANYA , DAN KALIMAT YANG DI IKUTINYA “ untuk merangkai
kalimat berikutnya bisa sambil melihat kamus ya sob bagi yang ingin belajar!
Ok sob, gurune
akan berikan contoh kalimat Tanya dalam dialek Banyumasan
Contoh :
“Kenangapa Gajah Ora Ngendog ?”
Disini ada
empat kata
Kenangapa –
Kata Tanya
Gajah –
Subjeknya
Ora Ngendog –
Permasalahanya
Dan diakhiri
tanda Tanya.
Oya lupa
artinya kalimat Tanya diatas yaitu
“ Mengapa Gajah Tidak Bertelur ? “
itu artinya
sob dan tidak usah dijawab ya hehehe nanti jawabanya banyak yang ngawur hehe…
contoh
lainya :
“Neng ngendi
jane umaeh rika?” masih ingat tadi kan neng ngendi artinya “Dimana?” kalau “
Rika “ kamu dan umaeh artinya “ rumah “
Oya disini
ada kata “ Jane “ ini sebetulnya hanya kalimat penegasan…menegaskan dari sebuah
pertanyaan bisa, pernyataan ya bisa dalam contoh lain untuk penggunaan “ Jane “
sering digunakan dalam penegasan pernyataan semisal “ enyong jane ora mudeng “
Arti jane
disini juga penegasan tanpa ada makna lainya atau makna yang jelas.
Contoh
kalimat Tanya lainya ya sob..
“ Kapan Rika
Agep Mangkat meng Jakarta Maning ?” bisa juga
“ Kapan Rika
Mangkat Jakarta Maning ?” ini pun
bisa.
Meng artinya
ke
Mangkat
artinya Berangkat sob
Agep / Arep –
“ Mau “ contoh Mau mandi –banyumasanya
“ Agep Adus “
Maning
artinya Lagi contoh lain – “ Ngising Maning “ artinya “ Beol Lagi “
Kalimat Tanya
diatas kalau kita artikan
“ Kapan Rika
Agep Mangkat meng Jakarta Maning ?”
“ Kapan Kamu
Mau Berangkat ke Jakarta Lagi ?”
Itu sob
contoh kalimat Tanya dialek banyumasan. Pelan – pelan saja ya sob, coba sambil
melihat kamus sobat guru artikan kalimat Tanya dibawah ini sebagai Latihan :
- “ Sapa wong Amerika sing paling disit
tekan wulan?” - “ Apa sing marekna rika ngantuk ?”
- “ Kawit Kapan Nyonya Menir ngadeg ?”
- “ Neng ngendi rika babaran?”
- “ Kepriwe ayam goli ngendog ?”
- “ Kenangapa Rika ngguyu kemekelen ?”
Dah itu saja
dulu sob sebagai latihan jika benar-benar serius jawaban bisa kalian taruh
dikolom komentar. Untuk terus mengikuti les basa Banyumasan bisa ikuti blog
kami.