Dayu berasal dari Bali. Bali terkenal dan kaya ragam tari-tarian yang indah. Dayu sangat menyukai tari. Oleh sebab itu, Dayu rajin berlatih tari. Kali ini, Dayu berlatih tari Pendet.
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang tersebar di berbagai daerah. Setiap daerah memiliki jenis tarian dengan keunikan tersendiri. Misalnya, keunikan tari dari Bali di antaranya dalam penampilannya gerakgerak tarinya dilakukan dengan enerjik dan dinamis. Selain Bali, daerah lain juga memiliki ragam tari daerah berbeda. Tarian apa sajakah itu? Ayo, kita cari tahu bersama.
Ayo Berdiskusi
Apa saja karya tari yang kamu ketahui? Dari daerah mana karya tari itu? Coba cari tahu berbagai karya tari dan daerah asalnya. Kemudian, tuliskan dalam kolom berikut.
No | Nama Tari | Asal Daerah |
1 | Tari Tandak | Riau |
2 | Tari Piring | Sumatra Barat |
3 | Tari Perang | Nusa Tenggara Barat |
4 | Tari Kecak | Bali |
5 | Tari Saronde | Gorontalo |
6 | Tari Seudati | Aceh |
7 | Tari Selampir Delapan | Jambi |
8 | Tari Tor-tor | Sumatera Utara |
9 | Tari Baksa Kembang | Kalimantan Selatan |
10 | Tari Lumense | Sulawesi Tengah |
Setiap tarian daerah memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tari daerah terlihat dari unsur-unsur tari. Gerak merupakan unsur utama dalam tari. Unsur lain adalah busana, tata rias, iringan, dan properti atau perlengkapan tari. Gerak tari adalah serangkaian gerakan indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak tari nusantara sangat beragam. Gerak tari dari suatu daerah berbeda dengan daerah lain.
Ayo Mengamati
Berikut keragaman tari dari berbagai daerah.
Carilah contoh gambar gerak tari dari berbagai daerah di Indonesia. Tunjukkan hasilnya di depan kelas.
Ada dua jenis karya tari, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama. Contoh tari tradisional yaitu tari Srimpi Sangopati dan tari Gambyong dari Jawa Tengah.
Carilah contoh tari tradisional yang ada di Indonesia. Tuliskan nama tari tradisional beserta daerah asalnya. Tuliskan dalam tabel di bawah ini.
No | Nama Tari Tradisional | Daerah Asal |
1 | Tari Serimpi | Jawa Tengah |
2 | Tari Campak | Bangka Belitung |
3 | Tari Merak | Banten |
4 | Tari Suanggi | Papua Barat |
5 | Tari Gong | Kalimantan Timur |
Tahukah kamu, apa yang dimaksud dengan tari kreasi baru? Tari kreasi baru sering disebut tari modern. Tari kreasi baru merupakan karya tari garapan baru. Contoh tari kreasi baru yaitu tari Manuk Rawe, Garuda Wisnu, dan Belibis dari Bali.
Carilah contoh tari kreasi baru yang ada di Indonesia. Tuliskan nama tari kreasi baru beserta daerah asalnya. Tuliskan dalam tabel di bawah ini.
No | Nama Tari Kreasi Baru | Daerah Asal |
1 | Tari Nguri | Nusa Tenggara Barat |
2 | Tari Merak | Jawa Barat |
3 | Tari Kuntulan | Jawa Tengah |
4 | Tari Rara Ngigel | Yogyakarta |
5 | Tari Kupu-Kupu | Bali |
6 | Tari Manipuren | Jawa Tengah |
7 | Tari Yapong | Jakarta |
8 | Tari Manuk Rawa | Bali |
Dayu teringat dengan neneknya. Nenek Dayu tinggal di Pulau Bali. Dayu sering mengunjungi neneknya yang tinggal di Pulau Bali. Dayu menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Bali menggunakan kapal feri. Pulau Bali dan Pulau Jawa dihubungkan oleh sebuah selat. Selat itu bernama Selat Bali. Asal usul terjadinya Selat Bali diceritakan dalam sebuah cerita. Bagaimana ceritanya? Mari kita simak bersama.
Terjadinya Selat Bali
Manik Angkeran adalah putra Sidhimantra, seorang Brahmana. Manik Angkeran dan ayahnya tinggal di Kerajaan Daha, Bali saat Pulau Bali belum terpisah dengan Pulau Jawa. Manik Angkeran suka sekali menghambur-hamburkan harta orang tuanya.
Berulang kali Sidhimantra menasihati anaknya. Namun, Manik Angkeran tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya. Harta orang tuanya pun dihabiskan. Bahkan, dia berani berutang kepada orang lain. Pada akhirnya Manik dikejar-kejar penagih utang. Sidhimantra tidak tega. Hartanya sudah habis, tapi Sidhimantra tidak mau anaknya celaka.
Suatu saat, Sidhimantra mendapat petunjuk lewat mimpi untuk meminta pertolongan pada Naga Besukih di Gunung Agung. Naga Besukih adalah naga hijau besar, ekornya penuh dengan emas dan permata. Sidhimantra segera bergegas untuk menemui Naga Besukih di Gunung Agung.
Sidhimantra menjelaskan maksud kedatangannya kepada Naga Besukih. Sidhimantra meminta sedikit harta untuk membayar utang-utang Manik Angkeran. Naga Besukih bersedia untuk membagi sebagian hartanya. Naga Besukih mulai menggoyang-goyangkan ekornya, seketika beberapa emas dan permata pun rontok.
Sayangnya, harta yang didapat ayahnya kembali digunakan Manik Angkeran untuk berfoya-foya. Manik Angkeran yang kehabisan harta akhirnya mencari tahu tempat ayahnya mendapat harta. Seseorang memberitahunya bahwa Sidhimantra memperoleh harta dari Naga Besukih. Manik Angkeran segera menemui Naga Besukih di Gunung Agung seperti yang telah dilakukan ayahnya.
”Naga Besukih, sudilah kiranya kau bagi sedikit hartamu untuk membayar utang-utangku,” kata Manik Angkeran kepada Naga Besukih.
”Aku sudah memberi ayahmu, Sidhimantra emas dan permata. Apakah itu masih kurang?” kata Naga Besukih sedikit kesal.
”Aku mohon, beri aku sedikit lagi hartamu Naga Besukih yang murah hati,” mohon Manik Angkeran kepada Naga Besukih.
”Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu, asal kau berjanji tidak akan berfoya-foya lagi,” kata Naga Besukih.
Naga Besukih akhirnya luluh. Dia mulai menggoyangkan ekornya. Manik Angkeran silau melihat begitu banyak emas dan permata yang menempel di ekor Naga Besukih. Dia segera memotong ekor Naga Besukih dengan pedang. Namun, Naga Besukih berhasil menghindar. Dia segera menyemburkan api dari mulutnya sehingga Manik Angkeran terbakar menjadi abu. Sidhimantra yang melihat kejadian itu segera memohon kepada Naga Besukih untuk menghidupkan kembali Manik Angkeran.
”Wahai Naga Besukih, sudikah kau menghidupkan kembali anakku Manik Angkeran? Beri dia kesempatan untuk memperbaiki diri,” mohon Sidhimantra.
”Aku akan menghidupkan Manik Angkeran lagi. Tapi dengan satu syarat, Manik Angkeran tidak boleh pulang bersamamu. Dia harus tinggal bersamaku dan menjadi muridku. Aku akan mengajarkan dia menjadi orang yang baik dan berilmu.” Kata Naga Besukih sambil menghela napas.
”Baiklah, Naga Besukih. Aku serahkan anakku kepadamu untuk dididik menjadi anak yang baik,” jawab Sidhimantra.
Akhirnya, Manik Angkeran hidup kembali. Sidhimantra segera mengeluarkan tongkat dan membuat garis memisahkan dirinya dan anaknya. Garis itu mengeluarkan air yang deras dan memisahkan Gunung Agung dengan sekitarnya. Sampai sekarang, garis itu dikenal sebagai Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Disadur dari: Dian. K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2016.
- Sebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali” adalah Manik Angkeran, Sidhimantra, dan Naga Besukih
- Pada Pembelajaran di Subtema 1 kamu telah mempelajari tentang tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Apa yang dimaksud dengan tokoh protagonis? Apa yang dimaksud dengan tokoh antagonis? Jelaskan!
Tokoh protagonist adalah tokoh yang bersifat baik, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang bersifat tidak baik
- Tuliskan tokoh antagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
Tokoh antagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali’ adalah Manik Angkeran
- Tuliskan tokoh protagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali”!
Tokoh protagonis yang terdapat dalam cerita berjudul ”Terjadinya Selat Bali” adalah Sidhimantra, dan Naga Besukih