Cara Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Siswa

Rasa Tanggung Jawab selayaknya harus dimiliki setiap manusia. Tanggung jawab adalah keadaan dimana setiap orang wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab merupakan sebuah perwujudan akan kewajiban.     Sebagai contoh seorang ayah yang setiap hari menafkahi keluarganya, seorang guru yang mengajar dari pagi samapi siang hari, Dokter yang rutin memeriksa pasienya. Seua itu adalah bagian dari wujud tanggung jawab setiap profesi terhadap apa yang di tugaskan terhadap mereka.    Seorang pemotor yang karena kelaleanya menyerempet seseorang dan beliau dengan penuh kesadaran membawa seseorang tadi ke rumah sakit dan menanggung segal biaya pengobatan dan kerusakan. Itupun merupakan suatu contoh rasa tanggung jawab seseorang tergadap resiko dari apa yang dilakukanya.    Berarti sudah paham kan sob, gambaran tentang tanggung jawab.     Rasa tanggung jawab merupakan bagian dari karakter penting yang harus dimiliki oleh seseorang terutama anak didik/siswa di kelas. Rasa tanggug jawab selayaknya bisa dipupuk dari dini. Dengan cara menerapkan berbagai kegiatan yang dapat memicu karangter tersebut.    Bagaimana si cara menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa?    Menumbuhkan rasa tanggung jawab seorang siswa sangat penting. Jika rasa ini sejak dini sudah mulai diterapkan maka kelak mereka akan menjadi pribadi - pribadi yang tidak akan pernah lari dari suatu permasalahan, mereka berusaha menyelesaikan dengan penuh rasa tanggung jawab.    Cara menumbuhkan rasa tanggung jawab sebenarnya sudah dilakukan di sekolah - sekolah di indonesia. Antara lain :    1. Pemberian Pekerjaan Rumah  Pekerjaan Rumah ( PR ) adalah bentung tugas yang sebenarnya bagian dari penerapan pembelajaran yang tidak hanya sebatas mengejar nilai suatu mata pelajaran saja, lebih dari itu PR juga dapat dijadikan salah satu indikasi siswa dalam hal tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Banyak anak yang kadang menyepelekan akan pekerjaan ini. Disini akan timbul berbagai alasan.     Dan banyak pula anak dirumah ditemani orang tuanya dengan sunguh sungguh mengerjakan dirumah. Jelas ini merupakan penerapan rasa tanggung jawab yang memang diberikan kepada anak.     Maka guru harus benar-benar memberikan penghargaan lebih kepada anak-anak yang rajin mengerjakan tugas rumah tersebut. Pemberian nilai pada Pekerjaan Rumah anak sangatlah wajib. Sebab itu adalah HAK dari sebuah tanggung jawab berupa kewajiban mematuhi perintah guru yang sudah benar-benar dilaksanakan.     PR sebetulnya tidak harus berjumlah banyak jika kaitanya dengan materi, ringankanlah beban mereka dan orang tua mereka, berilah PR sewajarnya.    PR sebenarnya bermacam-macam tidak harus berupa materi saja. Gurupun sebenarnya juga boleh memberikan PR berupa kegiatan dirumah seperti membantu ibu dirumah seperti mencucui piring, baju,sepatu,menyapu,mengepel itu juga bagian tugas. Tugas semacam itu sangatlah positif bagi anak sebab selain menumbuhkan rasa tanggung jawab anak karakter lain seperti melatih kemandirian, kedisiplinan juga akan terlatih disini.    Akan tetapi kata PR sudah melekat erat berupa materi saja, hanya soal dan soal saja, bagian lain berupa tugas ketrampilan. Sebetulnya PR diluar itu sangat banyak. Coba kita lihat menugaskan anak untuk mencuci piring, belum tentu seorang anak terbiasa mencuci piring dirumah. Tugas seperti ini juga selyaknya harus mendapat dukungan dari orang tua siswa dirumah. Jika tidak maka akan dikira sebagai tugas yang mengada - ada. Dan orang tua jangan mengnggap sepele tugas seperti ini, jika dirumah sudah ada pekerja rumah sendiri biarkan mereka melakukan pekerjaan tersebut sebagai latihan kemandirian. Sebab suatu saat nanti anak akan dilepas mandiri dan jauh dari orang tua. Jika kebiasaan tugas tersebut sudah dianggap biasa oleh anak, maka suatu saat mereka tidak akan kaget dan merasa kewalahan.    2. Pembagian Pengurus Kelas  Membagi siswa dikelas kedalam kepengurusan sama halnya kita sedang membagi tanggung jawab kepada setiap siswa yang terpilih didalamnya. Seorang siswa yang di pilih oleh teman-temanya dengan proses voting menjadi ketua kelas, berarti anak tersebut sedang diberikan suatu tugas sebagai pemimpin yang dapat melatih dirinya untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Tugas ketua seperti menyiapkan barisan setiap pagi didepan kelas, memimpin berdoa, penyambung mulut wali kelas, dll harus dilaksanakn dengan penuh rasa tanggung jawab.    Bendahara kelas yang diberi tanggung jawab memegang kas kelas sebenarnya sedang dilatih melaksanakan tanggung jawab untuk dapat mengatur dan mengelola uang kelas yang ada.   Terlihat sepele jika dilihat dari sudut pandang orang dewasa, akan tetapi terlihat bangga dan penting jika dilihat dari cara pandang seorang anak. Manfaat dari tugas tersebut disaat dewasa nanti anak tersebut diberi tugas yang sama. Maka anak tersebut minimal sudah tau tanggung jawabnya seperti apa.     Dan pemberian tuagas lain terkait kepengurusan kelas harus benar - benar dijalankan sebagai ajang latihan untuk dapat memiliki rasa tanggung jawab.    3. Pembagian Tugas Piket  Tidak semua siswa dapat menjalankan tugas yang terlihat sederhana ini. Guru bisa mengamati setiap anak yang sudah terjadwal dalam regu piket sebagai pengamatan akan rasa tanggung jawabnya. Banyak anak yang rajin melaksanakan tugas piket dengan berangkat lebih awal, adapula anak yang secara sengaja berangkat di akhir jam masuk untuk menghindari tugas piket tersebut.    Tugas piket yang terbagi menjadi beberapa kelompok selain dapat menumbuhkan kekompakan juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab anak terhadap tugasnya, dan rasa tanggung jawab untuk dapat menjaga kebersihan kelasnya.    Dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa, seperti tugas adzan waktu sholat duhur berjamaah, tugas mengambil air untuk cuci tangan, benar - benar menjalankan tugas dalam upacara dan masih banyak lainya berupa pembiasaan karakter yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa / anak didik di sekolah.    Jika rasa tanggung jawab sudah tertanam didalam siswa maka sikap positif akan tumbuh sendirinya, maka tidak akan ada anak yang mematahkan pensil temanya akan lari dari tanggung jawabnya untuk menganti, mengotori meja di kelasnya tidak lupa memberishkan kembali dan rasa tanggung jawab lain sekelas anak.    Karakter ini akan penting jika suatu saat mereka terjun di kehidupan masyarakat. Pribadi yang tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang tinggi maka mereka akan melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan kesungguhan, segala perbuatanya dilandasi dengan penuh rasa tanggung jawab.    Semoga anak - anak kita menajdi anak yang mempunyai karakter yang baik dan tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang tinggi.
cara menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa – gurune.net

Gurune.net – Rasa Tanggung Jawab selayaknya harus dimiliki setiap manusia. Tanggung jawab adalah keadaan dimana setiap orang wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab merupakan sebuah perwujudan akan kewajiban. 

Sebagai contoh seorang ayah yang setiap hari menafkahi keluarganya, seorang guru yang mengajar dari pagi samapi siang hari, Dokter yang rutin memeriksa pasienya. Seua itu adalah bagian dari wujud tanggung jawab setiap profesi terhadap apa yang di tugaskan terhadap mereka.

Seorang pemotor yang karena kelaleanya menyerempet seseorang dan beliau dengan penuh kesadaran membawa seseorang tadi ke rumah sakit dan menanggung segal biaya pengobatan dan kerusakan. Itupun merupakan suatu contoh rasa tanggung jawab seseorang tergadap resiko dari apa yang dilakukanya.

Berarti sudah paham kan sob, gambaran tentang tanggung jawab. 

Rasa tanggung jawab merupakan bagian dari karakter penting yang harus dimiliki oleh seseorang terutama anak didik/siswa di kelas. Rasa tanggug jawab selayaknya bisa dipupuk dari dini. Dengan cara menerapkan berbagai kegiatan yang dapat memicu karangter tersebut.

Bagaimana si cara menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa?

Menumbuhkan rasa tanggung jawab seorang siswa sangat penting. Jika rasa ini sejak dini sudah mulai diterapkan maka kelak mereka akan menjadi pribadi – pribadi yang tidak akan pernah lari dari suatu permasalahan, mereka berusaha menyelesaikan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Cara menumbuhkan rasa tanggung jawab sebenarnya sudah dilakukan di sekolah – sekolah di indonesia. Antara lain :

1. Pemberian Pekerjaan Rumah

Pekerjaan Rumah ( PR ) adalah bentung tugas yang sebenarnya bagian dari penerapan pembelajaran yang tidak hanya sebatas mengejar nilai suatu mata pelajaran saja, lebih dari itu PR juga dapat dijadikan salah satu indikasi siswa dalam hal tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Banyak anak yang kadang menyepelekan akan pekerjaan ini. Disini akan timbul berbagai alasan. 

Baca Juga :  Kompetensi Pedagogik : macam - macam teori belajar ( update )

Dan banyak pula anak dirumah ditemani orang tuanya dengan sunguh sungguh mengerjakan dirumah. Jelas ini merupakan penerapan rasa tanggung jawab yang memang diberikan kepada anak. 

Maka guru harus benar-benar memberikan penghargaan lebih kepada anak-anak yang rajin mengerjakan tugas rumah tersebut. Pemberian nilai pada Pekerjaan Rumah anak sangatlah wajib. Sebab itu adalah HAK dari sebuah tanggung jawab berupa kewajiban mematuhi perintah guru yang sudah benar-benar dilaksanakan. 

PR sebetulnya tidak harus berjumlah banyak jika kaitanya dengan materi, ringankanlah beban mereka dan orang tua mereka, berilah PR sewajarnya.

PR sebenarnya bermacam-macam tidak harus berupa materi saja. Gurupun sebenarnya juga boleh memberikan PR berupa kegiatan dirumah seperti membantu ibu dirumah seperti mencucui piring, baju,sepatu,menyapu,mengepel itu juga bagian tugas. Tugas semacam itu sangatlah positif bagi anak sebab selain menumbuhkan rasa tanggung jawab anak karakter lain seperti melatih kemandirian, kedisiplinan juga akan terlatih disini.

Akan tetapi kata PR sudah melekat erat berupa materi saja, hanya soal dan soal saja, bagian lain berupa tugas ketrampilan. Sebetulnya PR diluar itu sangat banyak. Coba kita lihat menugaskan anak untuk mencuci piring, belum tentu seorang anak terbiasa mencuci piring dirumah. Tugas seperti ini juga selyaknya harus mendapat dukungan dari orang tua siswa dirumah. Jika tidak maka akan dikira sebagai tugas yang mengada – ada. Dan orang tua jangan mengnggap sepele tugas seperti ini, jika dirumah sudah ada pekerja rumah sendiri biarkan mereka melakukan pekerjaan tersebut sebagai latihan kemandirian. Sebab suatu saat nanti anak akan dilepas mandiri dan jauh dari orang tua. Jika kebiasaan tugas tersebut sudah dianggap biasa oleh anak, maka suatu saat mereka tidak akan kaget dan merasa kewalahan.

Baca Juga :  Mengambil Keputusan dengan Musyawarah

2. Pembagian Pengurus Kelas

Membagi siswa dikelas kedalam kepengurusan sama halnya kita sedang membagi tanggung jawab kepada setiap siswa yang terpilih didalamnya. Seorang siswa yang di pilih oleh teman-temanya dengan proses voting menjadi ketua kelas, berarti anak tersebut sedang diberikan suatu tugas sebagai pemimpin yang dapat melatih dirinya untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Tugas ketua seperti menyiapkan barisan setiap pagi didepan kelas, memimpin berdoa, penyambung mulut wali kelas, dll harus dilaksanakn dengan penuh rasa tanggung jawab.

Bendahara kelas yang diberi tanggung jawab memegang kas kelas sebenarnya sedang dilatih melaksanakan tanggung jawab untuk dapat mengatur dan mengelola uang kelas yang ada. 

Terlihat sepele jika dilihat dari sudut pandang orang dewasa, akan tetapi terlihat bangga dan penting jika dilihat dari cara pandang seorang anak. Manfaat dari tugas tersebut disaat dewasa nanti anak tersebut diberi tugas yang sama. Maka anak tersebut minimal sudah tau tanggung jawabnya seperti apa. 

Dan pemberian tuagas lain terkait kepengurusan kelas harus benar – benar dijalankan sebagai ajang latihan untuk dapat memiliki rasa tanggung jawab.

3. Pembagian Tugas Piket

Tidak semua siswa dapat menjalankan tugas yang terlihat sederhana ini. Guru bisa mengamati setiap anak yang sudah terjadwal dalam regu piket sebagai pengamatan akan rasa tanggung jawabnya. Banyak anak yang rajin melaksanakan tugas piket dengan berangkat lebih awal, adapula anak yang secara sengaja berangkat di akhir jam masuk untuk menghindari tugas piket tersebut.

Tugas piket yang terbagi menjadi beberapa kelompok selain dapat menumbuhkan kekompakan juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab anak terhadap tugasnya, dan rasa tanggung jawab untuk dapat menjaga kebersihan kelasnya.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 157

Dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa, seperti tugas adzan waktu sholat duhur berjamaah, tugas mengambil air untuk cuci tangan, benar – benar menjalankan tugas dalam upacara dan masih banyak lainya berupa pembiasaan karakter yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa / anak didik di sekolah.

Jika rasa tanggung jawab sudah tertanam didalam siswa maka sikap positif akan tumbuh sendirinya, maka tidak akan ada anak yang mematahkan pensil temanya akan lari dari tanggung jawabnya untuk menganti, mengotori meja di kelasnya tidak lupa memberishkan kembali dan rasa tanggung jawab lain sekelas anak.

Karakter ini akan penting jika suatu saat mereka terjun di kehidupan masyarakat. Pribadi yang tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang tinggi maka mereka akan melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan kesungguhan, segala perbuatanya dilandasi dengan penuh rasa tanggung jawab.

Semoga anak – anak kita menajdi anak yang mempunyai karakter yang baik dan tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. 

Yuda Candra

Guru yang juga mendalami dunia blogger dan sudah berkecimpung di dunia blog sejak 2016. Saat ini menjadi editor di beberapa website. Memilki hobby menulis baik pada dunia pendidikan maupun di dunia teknologi informasi

Artikel Terkait

Leave a Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.