Douwes Dekker dan Douwes Dekker

ada dua dowes dekker

Gurune.net- Eduard Douwes Dekker (lahir di Amsterdam, Belanda, 2 Maret 1820 – meninggal di Ingelheim am Rhein, Jerman, 19 Februari 1887pada umur 66 tahun), atau yang dikenal pula dengan nama pena Multatuli (dari bahasa Latin multa- tuli ” “Aku yang banyak menderita””) , adalah penulis Belanda yang terkenal dengan Max Havelaar (1860), novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia Belanda.

Eduard diangkat menjadi asisten residen Lebak, karesidenan Banten yang bertempat di Rangkasbitung pada Januari 1856. 


Eduard melaksanakan tugasnya dengan cukup baik dan bertanggung jawab. Namun ternyata, dia menjumpai keadaan di Lebak yang sesungguhnya sangat buruk bahkan lebih buruk daripada berita-berita yang didapatnya.


Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danoedirdja Setiaboedi; lahir di Pasuruan, Hindia Belanda, 8 Oktober 1879 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 28 Agustus 1950 pada umur 70 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.

Ia adalah salah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20, penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda, wartawan, aktivis politik, serta penggagas nama “Nusantara” sebagai nama untuk Hindia Belanda yang merdeka. 


Setiaboedi adalah salah satu dari “Tiga Serangkai” pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia, bersama dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat.

Jasa Douwes Dekker dalam perintisan kemerdekaan diekspresikan dalam banyak hal. 


Di setiap kota besar dapat dijumpai jalan yang dinamakan menurut namanya: Setiabudi. Jalan Lembang di Bandung utara, tempat rumahnya berdiri, sekarang bernama Jalan Setiabudi. Di Jakarta bahkan namanya dipakai sebagai nama suatu kecamatan, yakni Kecamatan Setiabudi di Jakarta Selatan.

Baca Juga :  Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 132 Semester 2


Di Belanda, nama Douwes Dekker juga dihormati sebagai orang yang berjasa dalam meluruskan arah kolonialisme (meskipun hampir sepanjang hidupnya ia berseberangan posisi politik dengan pemerintah kolonial Belanda; bahkan dituduh “pengkhianat”).

Multatuli dan Setiabudi adalah menyandang nama Douwes Dekker.


Ternyata Eduard Douwes Dekker atau Multatuli adalah adik lelaki dari Jan Douwes Dekker, kakek Ernest atau Setiabudi.


Ket foto :

1. Eduard Douwes Dekker – Multatuli

2. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker – Setiabudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.