Jawaban dari Bacaan Asal Mula Bukit Catu

Saat libur sekolah, Dayu dan keluarganya berlibur ke rumah nenek. Rumah nenek Dayu berada di Banjar Bukit Catu, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali. Dayu senang menghabiskan waktu bersama neneknya. Nenek Dayu suka bercerita. Kali ini, nenek Dayu akan menceritakan tentang asal mula Bukit Catu. Bacalah cerita berikut.

Ayo Membaca

Bacalah cerita berikut.

Asal Mula Bukit Catu

Di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah desa yang subur. Di sana, tinggal sepasang suami istri. Mereka bekerja sebagai petani. Menjelang musim panen, Si suami berkata kepada istrinya.

“Jika nanti hasil panen kita melimpah, buatlah tumpeng nasi yang besar. Kemudian, undanglah tetangga untuk makan bersama.”

Istrinya pun setuju. Kedua suami istri itupun berharap panen mereka melimpah.

Tak lama kemudian, harapan mereka terkabul. Si Istri menyiapkan tumpeng nasi dan mengundang seluruh penduduk desa untuk makan bersama.

Menjelang musim panen berikutnya, Si suami berkata lagi kepada istrinya

“Semoga panen kita lebih banyak lagi, kalau bisa tiga kali lipat dari sebelumnya. Jika harapanku terkabul, buatkanlah tiga tumpeng nasi yang lebih besar dari sebelumnya.”

Kemudian, Si Istri membuat tiga tumpeng dan mengundang seluruh penduduk desa untuk berpesta kembali.

Beberapa hari kemudian, Si suami pergi ke sawah. Dalam perjalanan, ia melihat seonggok tanah yang berbentuk seperti catu. Catu adalah alat penakar nasi yang terbuat dari tempurung kelapa.

“Hmmm, aneh sekali. Sepertinya kemarin gundukan tanah ini tidak ada,” gumam Si suami.

Setelah pulang dari ladang, ia bercerita kepada istrinya. Kemudian, ia mengajukan usul kepada istrinya.

“Istriku, bagaimana kalau kita membuat beberapa catu nasi? Siapa tahu, kalau kita membuatnya, hasil panen kita akan semakin melimpah.”

Baca Juga :  Manfaat apa yang bisa kamu peroleh dari bunga?

Sejak saat itu, Si istri rajin membuat catu nasi. Setiap catu nasi yang dibuatnya, ia niatkan untuk menambah hasil panennya.

Namun, ada keanehan yang terjadi. Saat pergi ke sawah, onggokan tanah yang ia temukan sebelumnya semakin membesar. Rupanya, setiap Si istri membuat catu nasi, saat itu pula onggokan tanah membesar.

Sepasang suami istri itu pun tak menyadarinya. Bahkan, Si istri membuat catu nasi yang lebih besar setiap harinya. Lama-kelamaan, onggokan tanah itu berubah menjadi sebuah bukit. Setelah Si petani dan istrinya berhenti membuat catu nasi, onggokan tanah itu pun juga berhenti membesar. Sejak saat itu, onggokan tanah itu disebut dengan Bukit Catu.

Disadur dari: Dian. K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2016.

Dalam cerita tersebut terdapat tiga tokoh. Tokoh merupakan pelaku dalam cerita. Tokoh merupakan salah satu unsur pembangun cerita. Tokoh mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa tersebut mampu terjalin sebagai cerita. Selain itu, tokoh berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.

Jawablah pertanyaan berikut. Kemudian, bacakan hasil tulisan jawabanmu di depan kelas.

  1. Siapa tokoh dalam cerita berjudul ”Asal Mula Bukit Catu”?

Tokoh dalam cerita tersebut adalah suami, istri, dan penduduk desa

  • Apa saja peranan tokoh dalam cerita tersebut?

Tokoh mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa tersebut mampu terjalin sebagai cerita. Selain itu, tokoh berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca

  • Apa pesan yang terdapat pada cerita tersebut?

Pesan yang terdapat pada cerita tersebut adalah kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan. Ketika kita bersyukur maka Tuhan akan memberikan kenikmatan yang lebih lagi dari sebelumnya. Kita juga tidak boleh sombong atas apa yang kita miliki.

Dayu sangat senang mendengarkan cerita nenek. Bahkan, seluruh keluarga Dayu juga suka mendengarkan cerita. Saat nenek bercerita, semua anggota keluarga berkumpul dan mendengarkan dengan tenang.

Ayo Berlatih

  1. Amatilah gambar di atas.
  2. Apa keragaman yang terdapat pada gambar?
Baca Juga :  Jawaban dari Bacaan Pahlawan Tanpa Tanda jasa

Keragaman yang terdapat pada gambar diatas adalah keragaman fisik, usia, dan jenis kelamin

Keragaman berarti bermacam-macam atau berjenis-jenis. Pada manusia, keragaman yang dimaksud adalah perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu. Perbedaan pada individu itu ada karena setiap manusia memiliki ciri khas tersendiri. Dengan demikian, keragaman karakteristik individu berarti perbedaan ciri-ciri khusus pada setiap manusia. Keragaman karakteristik individu dapat berupa keragaman fisik. Keragaman fisik dapat meliputi, warna kulit, jenis rambut, tinggi dan rendah badan, serta berat badan. Selain keragaman fisik, juga terdapat keragaman kegemaran dan keragaman sifat.

Ayo Mengamati

  1. Amatilah keragaman fisik dalam keluargamu.
  2. Lengkapi tabel berikut sesuai hasil pengamatanmu.
NoAnggota keluargaWarna KulitJenis RambutTinggi BadanBerat Badan
1AyahSawo matangIkal16065
2IbuKuning langsatikal15560
3KakakKuning langsatIkal15858
4AkuKuning langsatIkal15034
5adikSawo matangIkal 10010
  • Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatanmu.

Kesimpulan dari pengamatan diatas adalah keluargaku memiliki kesamaan dalam jenis rambut yaitu berambut ikal, tetapi kami memiliki warna kulit, tinggi badan, dan berat badan yang berbeda

Yanuari Dwi Puspitarini

Saya merupakan blogger dalam bidang pendidikan, selain itu saya juga bekerja dalam dunia pendidikan.

Artikel Terkait

Leave a Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.