Jawaban dari Cerita Si Pitung

Lani merupakan keturunan Tionghoa. Lani dan keluarganya tinggal di Jakarta. Sebagai ibukota negara, tentu lingkungan tempat tinggal Lani padat penduduknya. Sebagian besar warga yang tinggal di Jakarta berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Mereka bekerja dan menetap di Jakarta. Selain penduduknya yang padat, di lingkungan tempat tinggal Lani juga terdapat gedung-gedung bertingkat. Gedung-gedung itu merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan penduduk, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Ayo Menulis

Bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggalmu? Ceritakan secara tertulis.

Keadaan lingkungan tempat tinggal saya cukup nyaman karena masih banyak lahan persawahan yang hijau, sungai mengalir dengan deras, dan ada taman ditepi sungai yang bisa dijadikan tempat untuk bermain atau hanya sekedar berkumpul dengan keluarga.

Pada tanggal 22 Juni mendatang warga Jakarta akan memperingati hari ulang tahun Jakarta. Sekolah Lani akan mengadakan perayaan dalam rangka ulang tahun tersebut. Lani dan teman-teman akan bermain peran dengan mengambil cerita rakyat “Si Pitung”. Siapakah Si Pitung itu? Si Pitung adalah seorang pendekar berasal dari Betawi. Si Pitung hidup pada masa pemerintahan Belanda. Bagaimana cerita Si Pitung?

Si Pitung

www.infobudaya.net/2018/12/si-pitung-mitos-atau-fakta/

Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang-wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si Pitung. Dia dan anak buahnya sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan itu diberikan kepada pemerintah Belanda.

Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem. Kemudian, dia berguru kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.

Baca Juga :  Kewajiban Sebagai Warga Negara

”Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela orang-orang yang tertindas. Jangan sekali-kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang lain,” pesan Haji Naipin.

Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem. Dia menghentikan ulah anak buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.

”Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!” Tanya salah satu anak buah Babah Liem.

”Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan menghentikan ulah kalian selamanya,” jawab Si Pitung.

Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung. Namun, Si Pitung bisa mengalahkan mereka semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan penduduk.

Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.

Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga pemerintah Belanda. Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung. Namun, Si Pitung amat cerdik. Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik. Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.

Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum.

Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri. Dia tak mau ayah dan gurunya menderita.

”Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne.

Baca Juga :  Tentang Tes Potensi Akademik atau Psikotest Serta file Download Soal Psikotest

”Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.

Schout Heyne benar-benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru. Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata.

Sumber: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014.

Ayo Berlatih

Identifikasilah cerita Si Pitung dengan menjawab soal-soal berikut.

  1. Apa jenis cerita fiksi teks berjudul “Si Pitung’? Berikan alasanmu.

Cerita Si Pitung merupakan jenis cerita rakyat, yaitu saga. Cerita Si Pitung mengandung unsur sejarah dan kepahlawanan. Si Pitung dianggap sebagai sosok pahlawan yang berani melawan kesewenangan Babah Liem dan pemerintah Belanda untuk membela rakyat jelata

  • Sebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita tersebut!

Tokoh-tokoh dalam cerita Si Pitung adalah si Pitung, Haji Naipin, Babah Liem, anah buah Babah Liem, Pak Piun, dan Schout Heyne

  • Sebutkan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita tersebut. Jelaskan.

Tokoh utama dalam cerita Si Pitung adalah Si Pitung karena Si Pitung mendominasi isi cerita

Tokoh tambahan dalam cerita Si Pitung adalah Haji Naipin, Babah Liem,  anah buah Babah Liem, Pak Piun, dan Schout Heyne karena tokoh-tokoh tersebut hanya muncul pada saat adegan-adegan tertentu

  • Sebutkan tokoh protagonis dan tokoh antagonis pada cerita tersebut. Jelaskan.

Tokoh protagonist dalam cerita Si Pitung adalah Si Pitung dan Haji Naipin karena mereka memiliki sikap baik untuk membela orang-orang yang tertindas

Tokoh antagonis dalam cerita Si Pitung adalah Babah Liem, anah buah Babah Liem, dan Schout Heyne karena mereka menindas rakyat jelata

Selain bermain peran, Lani dan teman-teman juga akan menyanyikan Lagu ”Kicir-Kicir”. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu saerah berasal dari Jakarta. Lagu ”Kicir-Kicir” sering dinyanyikan pada acara ulang tahun Kota Jakarta. Biasanya, lagu tersebut dinyanyikan dengan diiringi alat musik tanjidor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.