Apakah Kecerdasan Emosional Dapat Diajarkan di Sekolah?

Kecerdasan emosional mencangkup mengendalikan diri, semangat, tekun dan kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri. Dari ke empat cakupan tersebut kemudian timbul pertanyaan, apakah kemampuan itu dapat diajarkan?    Menurut Goleman bahwa kemampuan tersebut dapat diajarkan kepada anak-anak, dengan syarat dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan,tidak dipaksakan,seperti yang dikonsepkan Gordon Dryden dan Jeannet dalam bukunya Learning Revolution.    Dalam hal pengendalian diri, setiap manusia perlumemiliki kemampuanuntuk mengendalikan diri " ego " atau kemampuan yang ada pada diri seseorang. Untuk mencapai tujuan atau cita - cita, atau menghadapi masalah yang sangat pelik.    Untuk dapat mengendalikan dirinya, anak-anak perlu diperkenalkan dengan kaidah " Jika Maka " atau pola sebab akibat. Artinya, semua pekerjaan yang kita lakukan atau untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, seseorang perlu memiliki kemampuan untuk menerima hasil dari segala konsekuensinya.  Inilah sebuah makna kedewasaan, yang berarti mau bertanggung jawab selaras dengan apa yang kita lakukan.    Berkenaan dengan semangat, guru harus dapat menanamkan kesadaran tentang pentingnya usaha yang pantang menyerah dalam mencapai sesuatu.    Jangan sekali-kali memiliki jiwa menyerah sebelum bertanding.
Kecerdasan emosional mencangkup mengendalikan diri,
semangat, tekun dan kemampuan
 untuk memotivasi dirinya sendiri.- www.gurune.net

Gurune.net – Kecerdasan emosional mencangkup mengendalikan diri, semangat, tekun dan kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri. Dari ke empat cakupan tersebut kemudian timbul pertanyaan, apakah kemampuan itu dapat diajarkan?

Menurut Goleman bahwa kemampuan tersebut dapat diajarkan kepada anak-anak, dengan syarat dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan,tidak dipaksakan,seperti yang dikonsepkan Gordon Dryden dan Jeannet dalam bukunya Learning Revolution.

Dalam hal pengendalian diri, setiap manusia perlumemiliki kemampuanuntuk mengendalikan diri ” ego ” atau kemampuan yang ada pada diri seseorang. Untuk mencapai tujuan atau cita – cita, atau menghadapi masalah yang sangat pelik.

Untuk dapat mengendalikan dirinya, anak-anak perlu diperkenalkan dengan kaidah ” Jika Maka ” atau pola sebab akibat. Artinya, semua pekerjaan yang kita lakukan atau untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, seseorang perlu memiliki kemampuan untuk menerima hasil dari segala konsekuensinya.

Inilah sebuah makna kedewasaan, yang berarti mau bertanggung jawab selaras dengan apa yang kita lakukan.

Berkenaan dengan semangat, guru harus dapat menanamkan kesadaran tentang pentingnya usaha yang pantang menyerah dalam mencapai sesuatu.

Jangan sekali-kali memiliki jiwa menyerah sebelum bertanding. 

Agar anak- anak memiliki jiwa pantang menyerah, anak – anak perlu diberi motivasi secara terus menerus dengan teori ” triple C kecerdasan motivasi“. 

Pertama, challenge , yakni harus dapat menggunakan tantangan menjadi peluang.    Kedua, Competition, yakni harus memiliki etos kerja untuk berlomba - lomba dalam hal kebaikan.    Ketiga, Change , artinya harus berani mengubah sesuatu cara atau sistem yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
triple C – kecerdasan motivasi – gurune.net

Pertama, challenge , yakni harus dapat menggunakan tantangan menjadi peluang.

Kedua, Competition, yakni harus memiliki etos kerja untuk berlomba – lomba dalam hal kebaikan.

Ketiga, Change , artinya harus berani mengubah sesuatu cara atau sistem yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.

Baca Juga :  Menyusun Rancangan Pembelajaran Abad 21

Status quo adalah faktor yang amat menghambat timbulnya semangat.

Ketekunan, dalam hal ini dapat diartikan sebagai satu sikap yang selalu konsisten dam konsekuen dalam melaksanakan sesuatu. Sikap ini melahirkan sikap pantang menyerah, ulet, dan terus menerus bekerja keras dengan penuh semangat.

Sama dengan sumbernya, yakni motivasi, ketekunanyang baik merupakan buah yang lahir dari motivasi secara intern, bukan karena paksaan dari pihak luar.

Kemampuan untuk memotivasi diri sendirilahir dari kesadaran yang tumbuh terutama dari dirinya sendiri, bukan karena dipaksa.

Disiplin hidup lahir dari adanya kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri. Sementara itu disiplin mati, lahir dari adanya paksaan pihak luar. semisal adanya rasa takut terhadap sesorang atau lainya. 

( sumber. Drs Suparlan,M.Ed, – Bk, Mencerdaskan Kehidupan bangsa )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.