Literasi Itu Bukan Sekedar Membaca Saja

Literasi Itu Bukan Sekedar Membaca Saja
sumber : kemdikbud,go.id

Gurune.net – Pesan Literasi yang di tulis oleh kemdikbud Muhadjir Efendi untuk anak Indonesia adalah “Gerakan Literasi bukan sekedar gerakan membaca saja, tetapi membaca untuk memahami serta serta mengkritisi dan memberikan pendapat lain dari apa yang telah dibaca“. 



Dari rangkaian kalimat itu gurune tergelitik ingin membahas masalah literasi kali ini.



Sebtulnya dari Zaman Old – sampai Zaman Now sudah ko dilakukan pembiasaan ini, akan tetapi istilah ini baru booming bebarapa akhir ini.



Coba kita lihat pendidikan di pesantren – pesantren yang dilakukan para kiai era – era lampau dalam memahami kitab – kitab rujukan mereka menggunakan teknik membaca, memahami dan pendampingan oleh para kiai dalam memahami isi berbagai kitab yang dipelajarinya, sehingga tidak terjadi salah dalam pemahaman.



Jika kita kembali kemasa sekarang jika kita hanya membiarkan anak didik kita untuk sekedar membaca saja berarti baru masuk dalam tahap pembiasaan dan inipun sah – sah saja, sebab setelah terbentuk sebuah kebiasaan seorang anak akan sendirinya ingin mempelajari lebih dalam dengan terus dan terus membaca sampai dia paham.



Lha tugas guru disini sangat penting, supaya sang anak didik tidak salah kaprah dalam memahami apa yang mereka baca perlu dilakukan penjelasan lebih dalam.



Itu kalau dilakukan disekolah,



Padahal kegiatan literasi ini tak terbatas, anak bisa mencari di berbagai sumber baik di rumah maupun di sekolah ( perpustakaan ) dan baik digital maupun manual.



Yang terpenting adalah pendampingan disini, kalau itu dilakukan dirumah peran orangtualah yang bermain.



jangan biarakan anak-anak membaca di berbagai media digital sesuatu yang belum masanya mereka baca. Maka orang tua perlu mengontrol sumber bacaanya.

Baca Juga :  Hari Batik Nasional 2 Oktober : Serba - Serbi Terkait Hari Batik


Indonesia Nomer 2 Terbawah dalam peringkat Literasi didunia

Seperti yang gurune kutip dari wartaekonomi.co.id bahawa peringkat literasi anak Indonesia masih terbilang sangat rendah. Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara dalam hal literasi dan membaca. 


Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara dalam hal literasi dan membaca
sumber – litbangsuaka



Namun, berdasarkan hasil survei World Culture Index Score 2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat signifikan. Indonesia menempati urutan ke-17 dari 30 negara.


Dalam hal membaca, rata-rata anak – anak di Indonesia hanya menghabisakan waktu membaca kurang lebih sebanyak 6  jam dalam seminggu, mengalahkan Argentina, Turki, Spanyol, Kanada, Jerman, Amerika Serikat, italia, Mexico, Inggris, Brazil, Taiwan, Jepang dengan masing-masing tiga jam/minggu.

Okelah, tingkat membaca Indonesia naik signifikan mungkin dari dampak intensya sosialisasi tentang literasi.

Tapi seperti yang diharapkan oleh kemdikbud setidaknya gerakan Literasi ini tidak hanya sampai pembiasan membaca saja akan tetapi harus sampai pemahaman serta serta mengkritisi dan memberikan pendapat lain dari apa yang telah dibaca.





Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.