Penggunaan Tanda Koma Menurut EYD Edisi Kelima

Penggunaan Tanda Koma Menurut EYD Edisi Kelima

gurune.net – Penggunaan Tanda Koma Menurut EYD Edisi Kelima. Tanda koma (,) merupakan salah satu tanda baca penting dalam bahasa tulis. Penggunaannya yang tepat sangat berpengaruh terhadap kejelasan makna suatu kalimat. Berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima, terdapat 14 aturan pokok dalam penggunaan tanda koma. Artikel ini akan mengulas secara mendalam setiap aturan disertai dengan contoh penggunaannya agar mudah dipahami.

1. Tanda Koma untuk Memisahkan Unsur Perincian

Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan.

Contoh:

  • Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang mewah lagi.
  • Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

Dalam bentuk daftar:

  • Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan:
    1. akta kelahiran,
    2. ijazah terakhir, dan
    3. surat keterangan kesehatan.

Atau pada hitungan:

Satu, dua, … tiga!

2. Tanda Koma Sebelum Kata Penghubung Pertentangan

Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk pertentangan.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Menemukan Ide Pokok dan Jenis Paragraf

Contoh:

  • Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
  • Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
  • Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

3. Tanda Koma Saat Anak Kalimat Mendahului Induk Kalimat

Tanda koma digunakan ketika anak kalimat berada di awal kalimat.

Contoh:

  • Kalau diundang, saya akan datang.
  • Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
  • Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

4. Tidak Digunakan Jika Induk Kalimat Mendahului Anak Kalimat

Tanda koma tidak digunakan jika urutan kalimatnya adalah induk kalimat → anak kalimat.

Contoh:

  • Saya akan datang kalau diundang.
  • Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
  • Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

5. Tanda Koma Sesudah Ungkapan Penghubung Antarkalimat

Gunakan tanda koma setelah kata penghubung seperti: oleh karena itu, jadi, dengan demikian, dll.

Contoh:

  • Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa.
  • Jadi, dia berhasil menjadi penulis terkenal.
  • Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

6. Tanda Koma untuk Kata Seru dan Sapaan

Gunakan tanda koma sebelum dan/atau sesudah kata seru dan sapaan.

Contoh:

  • Wah, bukan main!
  • Hati-hati, ya, jalannya licin!
  • Siapa namamu, Dik?
  • Dia baik sekali, Bu.

7. Tanda Koma dalam Petikan Langsung

Gunakan koma untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain kalimat, kecuali jika diakhiri tanda tanya (!) atau tanda seru (!).

Contoh:

  • Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
  • “Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya.

Tidak digunakan saat ada tanda tanya atau seru:

  • “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
  • “Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
Baca Juga :  Kunci Jawaban Soal tentang Pro dan Kontra Puisi Esai

8. Tanda Koma dalam Penulisan Alamat dan Tanggal

Tanda koma digunakan dalam bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, atau wilayah administratif.

Jenis Contoh
Nama dan alamat Sdr. Rahmat Hidayat, Jalan Sumbawa I/18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumurbandung, Bandung 40113
Tempat dan tanggal Surabaya, 10 Mei 1960
Nama tempat dan wilayah Sofifi, Maluku Utara

9. Tanda Koma Setelah Salam Pembuka dan Penutup Surat

Tanda koma juga digunakan dalam penulisan formal seperti surat menyurat.

Contoh:

  • Dengan hormat,
  • Hormat kami,
  • Kepala Badan,

10. Tanda Koma pada Nama dan Gelar Akademik

Koma dipakai antara nama dan gelar akademik agar tidak rancu dengan nama marga atau nama perusahaan.

Contoh:

  • Bambang Irawan, M.Hum.
  • Siti Aminah, S.H., M.H.
  • Prof. Dr. Muh. Muhlis, S.E., M.A., Ph.D.

11. Tanda Koma dalam Penulisan Desimal atau Mata Uang

Koma digunakan sebelum angka desimal dan dalam satuan uang rupiah-sen.

Contoh:

  • 12,5 m
  • Rp500,50

12. Tanda Koma untuk Keterangan Tambahan (Aposisi)

Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dalam kalimat.

Contoh:

  • Soekarno, Presiden I Republik Indonesia, merupakan tokoh pendiri Nonblok.
  • Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus ikut pelatihan.

13. Tidak Digunakan untuk Keterangan Pewatas

Perhatikan perbedaan antara keterangan tambahan dan pewatas. Keterangan pewatas tidak dipisah dengan koma.

Contoh:

  • Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima tanpa tes.

14. Tanda Koma untuk Mencegah Ambiguitas di Awal Kalimat

Koma digunakan untuk menghindari salah tafsir jika keterangan berada di awal kalimat.

Contoh:

  • Dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
  • Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kesimpulan

Pemahaman dan penggunaan tanda koma yang tepat sangat penting dalam komunikasi tertulis. Dengan mengikuti pedoman resmi dari EYD Edisi Kelima, penulisan menjadi lebih jelas, logis, dan profesional. Kaidah-kaidah di atas hendaknya dipahami dan diterapkan dalam kegiatan akademik, administrasi, hingga komunikasi sehari-hari secara tertulis.

Baca Juga :  Fungsi Alat - Alat Pencernaan Pada Manusia

Dengan penguasaan tanda baca, khususnya koma, seseorang dapat menyampaikan maksud secara akurat tanpa menimbulkan ambiguitas atau salah tafsir. Untuk mendukung literasi bahasa Indonesia yang baik dan benar, mari bersama-sama menggunakan tanda baca secara konsisten sesuai kaidah yang berlaku.

Scroll to Top