Peristiwa Perlawanan terhadap Belanda

Gurune.net – Pada Pembahasan kali ini gurune akan mengulas materi kelas V pada tema 7 tentang peristiwa perlawanan terhadap belanda. Gurune akan membahas tugas yang ada di buku tersebut tentang Tokoh – tokoh yang melakukan perlawanan terhadap belanda, pada tugas tersebut siswa disuruh mencari informasi dari buku-buku yang ada di perpustakaan, media elektronik, guru, atau sumber lain berupa nama tokoh, asal daerah, alasan melakukan perlawanan, bentuk – bentuk perlawanan dan hasil perlawanan.

Berikut kita simak ulasan materi ” Perlawanan Terhadap Belanda “.

Ayo Berdiskusi

Bentuklah kelas menjadi 7 kelompok sesuai dengan jumlah tokoh pada peta tematik di atas. Bagilah satu tokoh kepada satu  kelompok (bisa dengan diundi). Setiap kelompok mencari informasi tentang perjuangan para tokoh sesuai dengan bagiannya masing-masing. Carilah dari buku-buku yang ada di perpustakaan, media elektronik, guru, atau sumber lain. Tuliskan sebanyak mungkin informasi yang telah kamu peroleh di bawah ini. Diskusikan hasilnya dengan temanmu! Agar informasi kalian tentang perlawanan para pahlawan di berbagai daerah lengkap, pada akhir kegiatan, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

Informasi nama tokoh, asal daerah, alasan melakukan perlawanan, bentuk – bentuk perlawanan dan hasil perlawanan terhadap belanda.

Sultan Hasanudin

peristiwa perlawanan terhadap belanda - sultan hasanudin

 

Nama dan Asal Daerah

Sultan Hasanuddin bernama asli I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Ia dilahirkan di Makasar. Ia merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid. Sultan Hasanuddin merupakan raja Gowa ke-16. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah Indonesia Timur yang menguasai jalur perdagangan. Setelah memeluk agama Islam, Sultan Hasanuddin mendapat gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Namun, ia lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin. Karena keberaniannya, Sultan Hasanuddin dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda. Artinya, “ayam jantan/jago dari Benua Timur. Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dari takhta kerajaan. Ia wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Katangka, Makassar.

Alasan Perlawanan Sultan Hasanudin

Pada pertengahan abad ke-17, Kompeni Belanda (VOC) berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku setelah berhasil mengadakan perhitungan dengan orang-orang Spanyol dan Portugis. Kompeni Belanda memaksa orang-orang negeri menjual dengan harga yang ditetapkan oleh mereka, selain itu Kompeni menyuruh tebang pohon pala dan cengkeh di beberapa tempat, supaya rempah-rempah jangan terlalu banyak. Maka Sultan Hasanuddin menolak keras kehendak itu, sebab yang demikian adalah bertentangan dengan kehendak Allah katanya. Untuk itu Sultan Hasanuddin pernah mengucapkan kepada Kompeni “marilah berniaga bersama-sama, mengadu untuk dengan serba kegiatan”. Tetapi Kompeni tidak mau, sebab dia telah melihat besarnya keuntungan di negeri ini, sedang Sultan Hasanuddin memandang bahwa cara yang demikian itu adalah kezaliman.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Bahasa Inggris Tingkat Lanjut SMA Kelas XI Kurikulum Merdeka Halaman 91

Bentuk Perlawanan :

Untuk melawan upaya penjajahan Belanda, Sultan Hasanuddin mencoba mengumpulkan masing-masing kekuatan militer kerajaan tersebut untuk menyerang konsgi dagang VOC. Perang ini disebut dengan perang Makassar, yang berkecamuk antara VOC dan Makassar. Perang ini terus memburuk sampai Belanda meningkatkan kekuatan militer mereka dan melakukan politik devide et impera (politik adu domba).

Hasil Perlawanan :

Pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Tahun 1667, VOC Belanda di bawah pimpinan Cornelis Speelman beserta sekutunya kembali menyerang Makassar. Pertempuran berlangsung di mana-mana, hingga pada akhirnya Kerajaan Gowa terdesak dan semakin lemah, sehingga dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya. Gowa yang merasa dirugikan, mengadakan perlawanan lagi. Pertempuran kembali pecah pada Tahun 1669. Kompeni berhasil menguasai benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni 1669. Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari

Nama Dan Asal Daerah

Pangeran Antasari merupakan seorang pejuang dari Kalimantan Selatan. Beliau merupakan keturunan kesultanan Banjarmasin.

Alasan Perlawanan

Beliau sangat membenci Belanda yang menerapkan politik adu domba. Hal tersebut terlihat pada saat terjadinya pengangkatan sultan baru. Pada saat itu di Kerajaan Banjar sedang terjadi perselisihan antara Sultan Tamjidillah III dan Pangeran Hidayat. Atas campur tangan Belanda, terpilihlah Sultan Tamjidillah III sebagai sultan Banjar. Sebenarnya, Pangeran Hidayatlah yang lebih berhak untuk menjadi sultan Banjar.

Hasil Perlawanan :

Pangeran Antasari kemudian mempersiapkan pasukan untuk melakukan perlawanan pada Belanda. Beliau menghubungi setiap kepala daerah di Kalimantan Selatan seperti Martapura, Barito, Kapuas, Kahayan, dan Pleihari.

Setelah semua persiapan selesai dilakukan, Pangeran Antasari memimpin pasukannya untuk menyerang Belanda sehingga terjadilah perang Banjar pada 18 April 1859. Dalam peperangan tersebut pihak Belanda berada dalam keadaan terdesak. Mereka kemudian mengajak Pangeran Antasari untuk melakukan perundingan. Namun, ajakan tersebut ditolak oleh Pangeran Antasari. Pangeran Antasari dengan bantuan Pangeran Hidayat membuat rencana untuk menyerang Belanda dengan jumlah pasukan yang lebih besar. Namun, Pangeran Antasari meninggal karena penyakit cacar sebelum dapat menjalankan rencana tersebut. Beliau meninggal pada 11 Oktober 1862 di Bayan Bebek.

Baca Juga :  Tahap Pembuatan Gerabah

Patimura

patimura - peristiwa perlawanan terhadap belanda

Nama dan Asal Daerah

Pattimura adalah seorang pejuang dari Maluku. Nama aslinya adalah Thomas Matulessy. Namun, beliau dikenal dengan nama Kapitan Pattimura. Beliau adalah seorang mantan sersan mayor pada dinas militer Inggris. Pengalamannya dalam medan pertempuran beliau gunakan untuk memimpin rakyat Maluku untuk melawan penjajah Belanda.

Alasan Perlawanan

Pattimura tidak rela melihat rakyat Maluku yang mengalami penindasan. Belanda telah bertindak sewenang-wenang pada rakyat Maluku. Belanda bahkan membuat Benteng Duurstede di kota Saparua.

Hasil Perlawanan

Kapitan Pattimura memimpin perjuangan rakyat melawan Belanda di Maluku pada 1817. Di bawah pimpinan Pattimura rakyat Maluku berhasil merebut Benteng Duurstede dalam waktu dua hari. Bahkan, mereka berhasil membunuh hampir semua penghuninya termasuk Residen Van den Berg.

Pertempuran demi pertempuran terus berkobar dan kemenangan terus diraih oleh pasukan Pattimura. Untuk menghadapi perlawanan Pattimura, Belanda menggunakan taktik devide et impera (memecah belah). Belanda memperalat Raja Booi untuk mengetahui tempat persembunyian Pattimura. Dengan taktik tersebut, Pattimura berhasil ditangkap dan dihukum mati pada 16 Desember 1817.

Sisingamangaraja

Nama dan daerah Asal

Sisingamangaraja XII merupakan seorang pejuang yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara.

Alasan Perlawanan

Hasil Perlawanan

Belanda menyerang Tapanuli pada 1878. Namun, serangan ini dapat dipatahkan oleh rakyat Tapanuli. Pada 1889, pertempuran kembali berkobar dan Sisingamangaraja XII beserta pengikutnya bersikap bertahan. Akhirnya pada 1904, Belanda kembali menyerang, dalam serangan kali ini Sisingamangaraja XII gugur. Beliau kemudian dimakamkan di Tarutung.

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa

Nama dan Daerah Asal

Sultan Ageng Tirtayasa dilahirkan di Banten pada tahun 1631. Pada waktu kecil, ia bernama Abdul Fath Abdulfatah

Alasan Perlawanan

karena saat itu voc ingin mengambil alih kekuasaan sultan dengan cara menjegat kapal kapal asing milik belanda di daerah banten . bahkan membayar sultan ageng untuk menghianati anak buah dan kerajaan, inilah yang membuat sultan marah besar dan mengadakan perlawanan terhadap VOC

Hasil Perlawanan

Banten diperintahkan untuk menyerang Belanda secara gerilya. Pada tahun 1655, dua buah kapal dagang Belanda berhasil dirusak oleh rakyat Banten. Akibatnya, hubungan antara Banten dan Belanda menjadi tegang. Belanda mulai menjalankan politik adu domba. Pada tahun 1680, pecahlah perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Belanda yang dibantu Sultan Haji. Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Pada tahun 1692, Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dunia dalam penjara. Jasadnya dimakamkan di dekat Masjid Agung Banten.

Baca Juga :  Jenis Usaha Masyarakat Indonesia

Pangeran Diponegoro

pangeran diponegoro

Nama dan Daerah Asal

Pangeran Diponegoro merupakan seorang pejuang dari Jawa Tengah. Nama asli beliau adalah Raden Mas Antawirya. Beliau merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III.

Alasan Perlawanan

Sudah sejak lama Pangeran Diponegoro merasa geram melihat sikap Belanda yang merendahkan martabat raja-raja di Jawa. Belanda juga merampas tanah perkebunan milik rakyat. Namun, beliau lebih geram lagi melihat kehidupan para bangsawan Mataram yang telah menjadi kaki tangan Belanda. Pangeran Diponegoro juga marah karena melihat budaya barat yang menyebabkan kemerosotan akhlak masyarakat Jawa. Kemarahan Pangeran Diponegoro semakin memuncak ketika Belanda hendak membangun jalan baru dari Yogyakarta ke Magelang melalui Tegalrejo, terlebih lagi jalan ini melalui tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Hasil Perlawanan

Akhirnya pada 1825, pecahlah Perang Diponegoro. Perang ini berlangsung selama 5 tahun, yaitu sejak 1825 sampai 1830. Dalam peperangan tersebut, beliau dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, dan Kyai Mojo.Pada 28 Maret 1830, Belanda mengajak Pangeran diponegoro untuk melakukan perundingan.di Magelang. Namun, hal tersebut hanya merupakan taktik Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Manado. Kemudian, beliau dipindahkan ke Makasar dan meninggal dunia di sana pada 8 Januari 1855.

Silas Papare

Silas Papare

Nama dan Daerah Asal

Silas Papare asal serui papua

Alasan Perlawanan

Alasan Silas Papare melakukan perlawanan adalah untuk mencapai kemerdekaan dan menyatukan Irian (sekarang Papua) dengan Indonesia

Hasil Perlawanan

Silas Papare yang memang sangat menginginkan cepatnya berakhir penguasaan Belanda di tanah leluhurnya itu dengan cepat mengambil bagian dalam rencana pemerintah RI tersebut. Bahkan rupanya jauh-jauh hari, Silas malah sudah mempersiapkan diri akan perang terbuka ini dengan membentuk Kompi Irian di lingkungan Mabes Angkatan Darat.

Namun pada saat akhir-akhir hendak meletusnya perang terbuka tersebut, Belanda akhirnya bersedia berunding. Penandatangan persetujuan pun resmi di lakukan oleh keduabelah pihak pada tanggal 15 Agustus 1962. Dalam penantanganan Persetujuan New York itu, Silas Papare ikut terlibat sebagai anggota delegasi RI.

Tanggal 1 Mei 1963, Irian Barat pun resmi menjadi wilayah Republik Indonesia. Hal sesuai dengan isi persetujuan New York tersebut. Nama Irian Barat pun kemudian diganti menjadi Irian Jaya.

Yanuari Dwi Puspitarini

Saya merupakan blogger dalam bidang pendidikan, selain itu saya juga bekerja dalam dunia pendidikan.

Artikel Terkait

Leave a Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.