Petani Jagung yang Cerdik

Oleh: Uti Darmawati

Petani Jagung yang Cerdik

Di areal persawahan seorang petani tampak berdiri sambil

memandangi tanaman jagung. Sudah sebulan lebih tanaman jagung tersebut ia tanam. Kini tanaman jagung itu sudah mulai tampak menghijau. Setelah berkeliling di antara petak-petak sawahnya, matanya terhenti pada rumput-rumput liar di antara tanaman jagung. Tanpa menunggu lama, Pak Saleh menyingsingkan lengan bajunya. Ia turun ke sawah dan menyiangi rerumputan di sela tanaman jagung. Panas matahari kian menyengat. Sesekali Pak Saleh menyeka mukanya dengan lengan baju. Ia tak memedulikan panas yang membakar kulitnya. Ia terus membersihkan rumput-rumput pengganggu. Tanpa terasa azan zuhur berkumandang dari kejauhan. Ia terhenti sejenak, kemudian melangkah ke tepi sawah. Ia berjalan menyusuri pematang

dan berhenti di sebuah gubug kecil di tengah sawah.

Sebuah botol minuman ia raih. Sambil melepas lelah, ia menikmati hamparan hijau di bawah birunya langit. Nun jauh di sana tampak perbukitan hijau.

“Istirahat, Pak Saleh?” terdengar suara mendekati gubug tempat Pak Saleh istirahat.

“Iya, Pak Jati. Mari, istirahat di sini dahulu sebelum pulang,” ajak Pak Saleh kepada Pak Jati. Pak Jati duduk bersama Pak Saleh di gubug tersebut.

“Pak Saleh, apakah Bapak tahu akan ada kontes jagung di Kecamatan Witahama?” kata Pak Jati.

“Iya, Pak. Saya sudah mendaftar di kantor kelurahan. Apakah Pak Jati turut serta dalam kontes tersebut?” tanya Pak Saleh.

“Tidak, Pak. Tahun ini saya tidak menanam jagung. Saya tidak bisa turut serta. Saya doakan semoga Pak Saleh memenangkan kontes tersebut,” kata Pak Jati.

“Amin, terima kasih doanya, Pak. Saya tidak berharap menjadi pemenang. Yang terpenting saya berpartisipasi dan memperoleh pengalaman dalam kontes tersebut,” kata Pak Saleh. Beberapa minggu kemudian, Pak Jati bertemu dengan Pak Saleh di sawah. Tampak Pak Saleh sedang menyiangi rumput. Otot-otot tangan Pak Saleh terlihat kuat saat mencabuti rumput liar. “Selamat, Pak Saleh! Anda memang pantas terpilih menjadi petani jagung terbaik. Saya bangga Anda membawa nama baik desa kita,”

Baca Juga :  Kali Gajah Wong

teriak Pak Jati. “Terima kasih, Pak Jati. Semua ini berkat doa Anda dan para tetangga yang lain,” kata Pak Saleh dengan rendah hati. “Banyak orang penasaran, bagaimana cara Anda merawat tanaman jagung tersebut?” tanya Pak Jati.

“Ada-ada saja. Saya merawat tanaman jagung sama seperti yang lain. Tapi, saya memiliki resep rahasia untuk tanaman jagung saya,” jelas Pak Saleh.

“Pupuk rahasia?” tanya Pak Jati dengan penasaran.

“Bukan, Pak. Bukan pupuk rahasia, tapi resep rahasia. Tapi apakah orang-orang percaya kalau saya memiliki resep rahasia?” kata Pak Saleh.

“Apa resep rahasia itu, Pak Saleh?” tanya Pak Jati penuh harap.

“Saya hanya membagikan benih-benih jagung terbaik kepada

petani-petani di sekitar sawah ini,” kata Pak Saleh sambil tersenyum.

“Lo, benih jagung terbaiknya kok malah diberikan ke petani lain?”

“Itu dia kuncinya. Tanaman jagung punya serbuk sari dan putik kan, Pak?”

“Iya, Pak. Lantas?” tanya Pak Jati kembali.

“Angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak. Kemudian, angin menebarkannya dari satu sawah ke sawah lain.”

“Wah, Pak Saleh memang cerdas!” puji Pak Jati.

“Coba bayangkan jika tanaman jagung di sawah sebelah ini buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke sawah saya pun juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung di sawah saya.” Terang Pak Saleh kepada Pak Jati.

“Musim tanam yang akan datang, saya akan coba resep Pak Saleh,” kata Pak Jati.

“Begitu pula dengan hidup kita, Pak. Jika kita ingin menjadi petani yang berhasil, kita harus menolong orang sekitar menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin hidup dengan baik harus menolong orang di sekitarnya untuk hidup dengan baik pula,” kata Pak Saleh kepada Pak Jati.

Pak Jati tersenyum mendengar perkataan dari Pak Saleh. Angin sepoi-sepoi menerpa kedua wajah petani ini. Mereka tampak menikmati udara dan pemandangan hijau di sawah mereka.

Baca Juga :  10 Kota Kabupaten Pada peta Jawa Tengah

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Siapakah tokoh utama dalam cerita tersebut? Jelaskan.

Jawab: Tokoh utama dalam cerita tersebut adalah petani jagung.

2. Siapakah tokoh tambahan dalam cerita tersebut? Jelaskan.

Jawab: Tokoh tambahan dalam cerita tersebut adalah jagung dan cerdik.

3. Bagaimana sifat tokoh utama?

Jawab: Sifat tokoh utama sudah dijelaskan di dalam judul cerita, yaitu: cerdik, teliti, pandai mengamati keadaan/ situasi.

4. Siapakah tokoh protagonis dalam cerita tersebut?

Jawab: Tokoh protagonis dalam cerita tersebut adalah petani jagung.

5. Siapakah tokoh antagonis dalam cerita tersebut?

Jawab: Tokoh antagonis dalam cerita tersebut adalah selain petani jagung.

Yanuari Dwi Puspitarini

Saya merupakan blogger dalam bidang pendidikan, selain itu saya juga bekerja dalam dunia pendidikan.

Artikel Terkait

Leave a Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.