Si Pitung

Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem yang sewenang-wenang. Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si Pitung. Dia dan anak buahnya sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi. Sebagian hasil rampasan itu diberikan kepada pemerintah Belanda.

Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem. Kemudian, dia berguru kepada Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri. Si Pitung cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.

”Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela orang – orang yang tertindas. Jangan sekali-kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang lain,” pesan Haji Naipin.

Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem.

Dia menghentikan ulah anak buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.

”Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!” tanya salah satu anak buah Babah Liem.

”Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan menghentikan ulah kalian selamanya,” jawab Si Pitung.

Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung. Namun, Si Pitung bisa mengalahkan mereka semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan penduduk.

Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat jelata. Dia bertekad untuk mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan mengembalikannya kepada rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung dengannya.

Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga

Baca Juga :  Sumber Energi Alternatif

pemerintah Belanda. Mereka mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung. Namun, Si Pitung amat cerdik. Dia selalu berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan tanah tidak bisa menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan cara licik. Mereka menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.

Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout Heyne mengumumkan bahwa jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan dihukum.

Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan gurunya itu. Kemudian, dia menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri. Dia tak mau ayah dan gurunya menderita.

”Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu itu. Untuk itu, kau harus dihukum tembak,” kata Schout Heyne.

”Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang meresahkan orang banyak? Aku tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.

Schout Heyne benar-benar melaksanakan ancamannya. Si Pitung dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru. Namun, kisah kepahlawanannya tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata.

Ayo Berlatih

Identifikasilah cerita Si Pitung dengan menjawab soal-soal berikut.

1. Apa jenis cerita fiksi teks berjudul ” Si Pitung” ? Berikan alasanmu.

Jawaban: “Si Pitung” meruapakan jenis cerita fiksi Epos. Fiksi epos adalah cerita kepahlawanan, syair panjang yang menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan.

Si Pitung adalah cerita kepahlawanan yang berasalh dari Jakarta. Si Pitung mencuri para orang kaya Belanda dan hasil curiannya dibagikan kepada para pribumi yang tertindas pada jaman penjajahan Belanda.

2. Sebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita tersebut!

Jawaban: Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut adalah Si Pitung, Haji Nipin, Babeh Pitung, Rais (Paman Pitung), dan Polisi.

3. Sebutkan tokoh utama dan tokoh tambahan pada cerita tersebut. Jelaskan.

Jawaban: – Tokoh utama: Si Pitung.

Baca Juga :  Keragaman Pakaian Adat di Indonesia

– Tokoh tambahan: Haji Nipin (Guru Ngaji), Babeh Pitung, Rais (Paman Pitung), dan Polisi.

4. Sebutkan tokoh protagonis dan tokoh antagonis pada cerita tersebut. Jelaskan.

Jawaban: – Tokoh protagonis: Si Pitung dan Pak Ustadz.

– Tokoh antagonis: Orang Belanda (menjajah Indonesia).

Kemudian, ceritakan hasil identifikasimu di depan guru dan teman-temanmu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.