Oleh : Wiwik Ekawati S.Pd.SD
Kepala
Sekolah SDN 2 Kedungmenjangan
Apa itu unggah – ungguh berbahasa?
Unggah – ungguh berbahasa adalah
penggunaan bahasa yang baik dan benar saat bercakap –cakap atau berbicara
dengan orang lain, baik orang sebaya , orang lebih muda atau kepada orang yang
lebih tua usianya. Terutama dalam bahasa Daerah , di Jawa Tengah atau Dairah Istimewa Yogyakarta
dalam berbahasa dab berbicara ada tingkatannya. Di dalam bahasa Indonesiapun
juga ada aturan dalam bercakap – cakap dengan orang lain.
Apa itu
WhatsApp? WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone, jika dilihat
dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa digunakan di
ponsel lama. Tetapi whatsApp tidak menggunakan pulsa, melainkan data internet.
Jadi, di aplikasi ini tidak perlu khawatir soal panjang pendeknya karakter.
Tidak ada batasan, selama data internet memadai.
Meskipun
merupakan aplikasi pesan instan, ada yang unik dari WhatsApp. Jadi, sistem
pengenalan kontak, verifikasi dan pengiriman pesan tetap dilakukan melalui
nomor ponsel yang sudah terlebih dahulu didaftarkan. Cara ini berbeda dengan
BBM yang menggunakan PIN, ataupun LINE yang selain nomor ponsel juga mendukung email, dan nama pengguna.
Di
era sekarang ini terabaikan berbahasa yang baik dan benar menurut ejaan maupun tata
krama berbahasa. Sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan akan adanya tuntutan
berbahasa yang baik dan benar. Sejak jaman dahulu kala bahasa santun selalu
diterapkan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat. Baik berbahasa dengan
orang tua, orang yang lebih tua, maupun dengan orang – orang yang sebaya.
Melalui Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang ada di Tematik K13 maupun
dalam Mata Pelajaran Bahasa Daerah, di sampaikan Kompetensi Dasar yang isinya
mengenai kosa kata dan tata bahasa yang baku dan benar.. Ini diharapkan
generasi bangsa melalui pendidikan di sekolah untuk bisa menggunakan bahasa
yang baik dan benar baik dalam keseharian maupun di dunia maya yang lebih
dikenal sebagai bahasa WhatsApp.
Terutama di sekolah bapak ibu guru
berusaha menyampaikan materi –materi ini kepada para siswa , selain karena
tuntutan tugas menyelesaikan dan menyampaikan isi silabus dan buku guru serta
buku siswa, guru dan tentunya sekolah bertujuan agar siswa – siswanya tidak
rusak dalm berbahasa.
Apa yang di
maksud tidak rusak dalam berbahasa?
Sekarang alat komunikasi telah
hadir di kehidupan kita, dimana anak – anak dan siswa di sekolah telah ikut
memiliki alat tersebut, yang dinamakan Hand Phon ( HP ). Karena tuntutan
kebutuhan dan perkembangan tehnologi anak –anakpun telah pula memegang atau
dipegangi HP oleh Orang tuamasing –masing.
Alat inilah yang merupakan salah
satu penyebab berubahnya bahasa baku bahasa resmi menjadi bahasa yang
gaul.Terlebih anak- anak muda, jika sudah mengirim pesan melalui WhatsApp maka
sering menggunakan bahasa yang tidak baku. Alasan mereka bahasa ini lebih
menarik untuk di baca sebagai pesan. Jika yang di beri kiriman pesan itu orang
yang lebih tua dengan menggunakan bahasa tersebut, maka unggah ungguh bahasa
sudah tidak sesuai lagi dengan bahasa tingkatan usia. Inilah yang akan merusak
susunan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah
kita. Di dalam bahasa WhatsApp seringkali muncul kata – kata “ Elu gue,
iyah, okre, oce, begono dan lain – lain. Walaupun si penerima pesan itu sudah
mengerti artinya, tetapi secara kebahasaan yang benar akan membuat anak –anak
terbiasa dengan bahasa tersebut, hingga suatu ketika mengucapkan secara langsung ke orang lain akan terbawa . Disaat
inilah unggah – ungguh generasi kita dalam berbahasa menjadi rusak. Misalnya,
ketika seorang gturu memerintahkan siswanya untuk mengerjakan tugas, si siswa
akan menjawab dengan kata “ Okre Bu, Okre Pak”Di sinilah tata krama akan
terancam. Atau bahkan sudah tidak ada lagi. Salah satu pengaruh bahasa WA akan
terbawa pada dunia nyata. Sangat berbahaya bagi anak –anak kita dalam berbahasa
yang baik dan benar dengan seorang yang seharusnya dituakan dan di hormati.
Sebagai seorang tua dan seorang
guru, sudah waktunya untuk mengarahkan siswa dan anak – anaknya dalam berpesan
ber WhatsApp dengan menggunakan bahasa yang baik. Menguunakan Hp bagi anak –
anak tidak dilarang sama sekali, asalkan
kita bisa mengarahkan dalam menggunakannya, terlebih dalam menulis kata –kata
dalam ber pesan melalui WhatsApp.
Sangat penuh ketelatenan dalam
mengarahkan dan melatihnya, di rumah orang tua mengarahkan dan membimbingnya,
di sekolah saat berkomunikasi dengan siswa di ajari dan di bimbingnya pula
sehingga ada kerjasama antara orang tua dan guru. Di sekolah guru bisa
mempraktikannya secara langsung dengan alat peraga Hp, guru menyampaikan pesan,
siswa diminta untuk menjawabnya dengan bahasa yang benar langsung dengan arahan
dan pengawasan.
Cara guru ini sangat efektif dan akan
berhasil jika berpraktik dengan alat peraga langsung dengan latihan yang
terkontrol. Baik dengan bahasa Indonesia maupun dengan bahasa Jawa jika di Jawa
tengah ataupun Yogyakarta. Jangan segan- segan kita selaku orang tua selalu mengawasi
pura – putrinya dalam ber WhatsApp, jangan sampai pesan yang di sampaikan anak
ke orang yang lebih tua atau dengan gurunya menggunakan bahasa yang tidak
benar.
Sering kali guru juga membuat grup dengan
walimurid dan dengan para siswanya di Hp Android. Hal ini bisa digunakan juga
sebagai ajang atau arena untuk melatih
anak – anak menulis dan mengirim pesan maupun WhatsApp dengan bahasa yang
benar, jika ada sebuah percakapan di grup masih ada kata – kata yang melenceng
dari bahasa yang benar dan meninggalkan unggah – ungguh berbahasa, guru
langsung bisa mengarahkan dengan pelan dan terarah.
Suatu kali sekoalah – sekolah bisa
juga mengadakan WorkShop yang temanya penggunaan bahasa santun dalam Hp. Dengan
peserta para walimurid, guru dan siswa secara bertahab. Ini juga salah satu
cara yng menunjukkan kepedulian kita terhadap penggunaan WhatsApp yang sesuai
dengan unggah – ungguh berbahasa.Yang tentunya workshop ini mengundang nara
sumber ahli bahasa dan budayawan.Memang sulit melawan maraknya bahasa di
WhatsApp yang melenceng jauh dari bahasa yang baik dan benar, apalagi dengan
kata sudah terbiasa. Tetapi dengan usaha yang sungguh – sungguh dan kerjasama
antara orang tua, guru dan sekolah , pelan namun Pasti, anak –anak kita akan
menjadi terbiasa menggunakan bahasa baik, benar, santun kepada orang yang dituakan di WhatsApp.