ASAL USUL DESA KEDUNG BENDA

Arifsae.com

Desa Kedungbenda

Berasal dari kata Kedung atau tempat dan benda atau harta. Daerah yang banyak harta peninggalan jaman megalitikum, dibuktikan dengan ditemukanya Lingga Yoni yang melambangkan laki-laki dan perempuan. Konon ceritanya apabila terjadi musim kemarau yang panjang sampai 1 tahun lebih sehingga tempuran ( congot ) sungai klawing dan serayu mengering pernah ditemukan emas oleh beberapa penambang pasir dan sampai sekarangpun masih dipercaya terdapat peninggalan berupa emas yang terdapat di congot tersebut. Dan dapat dikatakan wilayah tersebut banyak meninggalkan harta karun.

berdasar website resmi pemerintah desa kedung benda diperoleh juga beberapa informasi tentang desa Kedungbenda antaralain

Desa Kedungbenda dibagi menjadi lima wilayah Kepala Dusun (Kadus) dan beberapa grumbul.

Nama-nama grumbul yang cukup terkenal adalah sebagai berikut:

      Grumbul Sokasada

      Grumbul Larangan (Lokasi Panembahan Drona masuk wilayah ini)

      Grumbul Candukmarga

      Grumbul Congot

      Grumbul Kedungbenda

      Grumbul Beji

      Grumbul Kebanggan (Termasuk Blok Jongkeng)

      Grumbul Jero Tengah (Lokasi Balai Desa di grumbul ini; Sibata)

      Grumbul Karangsari (Termasuk Blok Menusan dan Blok Krobokan)

      Grumbul Lorog

      Grumbul Degul

      Grumbul Karag

      Grumbul Tambangan Kalianja

      Grumbul Kedungjati (Termasuk Blok Jatirokeh)

      Grumbul Sempor Kidul

Keseluruhan wilayah desa merupakan lahan tadah hujan. Sumber mata air alam hanya berada di Belik Endut yang masuk wilayah Grumbul Lorog. Sumber mata air alam ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitarnya. Sedangkan mata air Pereng-Kedungjati yang sekarang dipergunakan sebagai sumber air Pamdes Pamsimas, merupakan mata air munculan sebagai akibat dari ledakan dinamit saat dilakukan ekplorasi jalur pencarian sumber minyak oleh Pertamina.

Baca Juga :  Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Menyimpulkan Isi Teks Prosedur

Lahan yang masih dapat dipergunakan sebagai sawah tadah hujan berada di Grumbul Larangan Lor, Candukmarga Lor, Beji Lor, Blok Jongkeng sampai Tambangan, Lorog dan Degul. Lahan lainnya merupakan tanah Derik dan Pekarangan. Grumbul Kedungbenda, sebagian Degul, Karag, dan Congot merupakan tanah lempung.

Hampir semua pelosok desa transportasinya sudah terbuka dan dapat dikunjungi karena telah dibangun jalan desa sebagai penghubung. Jalan Kabupaten berada di sebelah utara menghubungkan Sokasada (perbatasan Bokol) sampai Tambangan Kalianja sebagai jalan utama. Transportasi umum belum tersedia. Aliran listrik dan Pamdes telah tersedia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.