Contoh Soal Seleksi Substansi Bakal Calon Kepala Sekolah 2025 - Kompetensi profesional

Contoh Soal Seleksi Substansi Bakal Calon Kepala Sekolah 2025 – Kompetensi profesional

gurune.net – Contoh Soal Seleksi Substansi Bakal Calon Kepala Sekolah 2025 – Kompetensi profesional. Menghadapi seleksi substansi BCKS (Bakal Calon Kepala Sekolah) tahun 2025 membutuhkan persiapan yang matang, khususnya dalam memahami berbagai aspek kompetensi profesional. Salah satu bentuk latihan terbaik adalah mengerjakan soal-soal studi kasus yang menantang logika berpikir, kepemimpinan, serta pengambilan keputusan dalam situasi nyata di sekolah. Artikel ini menyajikan 20 contoh soal pilihan ganda berbasis studi kasus yang bisa Anda gunakan sebagai bahan latihan menghadapi seleksi BCKS 2025. Selamat belajar dan semoga sukses!

Soal 1 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Ibu Dina adalah kepala sekolah baru di SD Nusantara. Ia menemukan bahwa sebagian besar guru belum pernah mengikuti pelatihan kurikulum terbaru. Pembelajaran masih banyak berpusat pada guru, dan minim integrasi teknologi.

Pertanyaan:
Langkah profesional apa yang paling tepat dilakukan Ibu Dina?

A. Menegur guru yang tidak mengajar sesuai kurikulum.
B. Mengadakan pelatihan internal untuk guru tentang kurikulum dan TIK.
C. Mengusulkan mutasi guru ke sekolah lain.
D. Mengubah semua metode pembelajaran menjadi daring.

Kunci: B

Soal 2 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Harapan memiliki perpustakaan yang besar namun jarang dimanfaatkan. Siswa lebih senang bermain di luar kelas saat jam istirahat daripada membaca.

Pertanyaan:
Apa yang sebaiknya dilakukan kepala sekolah untuk mengoptimalkan fungsi perpustakaan?

Baca Juga :  Tahapan Seleksi Kepala Sekolah 2025: Lengkap dari Undangan hingga Pengumuman Hasil

A. Menutup perpustakaan karena dianggap tidak efektif.
B. Memberikan sanksi pada siswa yang tidak membaca buku.
C. Mengintegrasikan program literasi ke dalam kegiatan harian sekolah.
D. Memindahkan buku perpustakaan ke ruang guru.

Kunci: C

Soal 3 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Sejahtera mengalami kekurangan guru di mata pelajaran Matematika dan IPA. Akibatnya, guru kelas harus mengajar dua mata pelajaran sekaligus.

Pertanyaan:
Apa solusi yang paling tepat?

A. Menjadikan siswa belajar mandiri tanpa guru.
B. Menugaskan guru untuk mengajar meskipun bukan kompetensinya.
C. Mencari guru honorer sesuai kompetensi melalui rekrutmen terbuka.
D. Menyewa guru dari sekolah swasta.

Kunci: C

Soal 4 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Pak Budi, kepala SD Pelita, ingin meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa, namun guru-guru menganggap ini bukan prioritas.

Pertanyaan:
Langkah awal terbaik yang harus dilakukan Pak Budi?

A. Menyusun program khusus literasi numerasi dengan melibatkan guru.
B. Memaksa guru membuat soal-soal numerasi setiap minggu.
C. Mengganti guru yang tidak mau berpartisipasi.
D. Melaksanakan lomba matematika untuk siswa setiap hari.

Kunci: A

Soal 5 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Pertiwi memiliki lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Kepala sekolah ingin memanfaatkan lahan tersebut sebagai media pembelajaran.

Pertanyaan:
Pemanfaatan lahan yang paling tepat adalah:

A. Menyewakan ke warga sekitar untuk pertanian.
B. Membangun taman literasi dan kebun edukatif.
C. Dibiarkan kosong karena tidak penting.
D. Digunakan untuk tempat parkir umum.

Kunci: B

Soal 6 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Sebagian siswa SD Mandiri sering bolos saat pelajaran PJOK. Guru mencatat bahwa mereka tidak tertarik karena hanya lari dan push-up.

Pertanyaan:
Apa tindakan profesional kepala sekolah?

A. Menghapus pelajaran PJOK dari jadwal.
B. Membelikan alat olahraga secara mandiri.
C. Mengembangkan variasi kegiatan PJOK yang menarik.
D. Memberi hukuman fisik pada siswa yang bolos.

Kunci: C

Soal 7 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Di SD Wijaya, guru-guru kurang berkolaborasi dan lebih suka bekerja sendiri-sendiri dalam merancang pembelajaran.

Baca Juga :  Cek Kualifikasi dan Syarat Terbaru Seleksi Kepala Sekolah 2025 Sesuai Permendikdasmen

Pertanyaan:
Solusi profesional yang tepat:

A. Memaksa semua guru menyusun RPP bersama.
B. Menyusun program komunitas belajar guru secara rutin.
C. Membebaskan guru dari tugas tambahan.
D. Menyusun RPP langsung oleh kepala sekolah.

Kunci: B

Soal 8 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Gemilang sering mengalami keterlambatan siswa masuk sekolah. Ini memengaruhi suasana belajar.

Pertanyaan:
Apa tindakan yang paling bijak dilakukan kepala sekolah?

A. Mengunci gerbang tepat waktu tanpa toleransi.
B. Mengadakan program disiplin dan motivasi bersama orang tua.
C. Memberikan denda pada siswa yang terlambat.
D. Menerima keterlambatan sebagai hal biasa.

Kunci: B

Soal 9 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Sarana komputer di SD Sinar terang hanya ada 5 unit, sementara jumlah siswa di kelas adalah 30 orang.

Pertanyaan:
Bagaimana solusi paling efektif?

A. Menghentikan pembelajaran berbasis TIK.
B. Menggunakan sistem rotasi kelompok belajar.
C. Meminjam komputer dari sekolah lain setiap hari.
D. Melarang siswa menyentuh komputer karena takut rusak.

Kunci: B

Soal 10 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Bangkit mendapat hibah alat peraga IPA modern. Namun guru tidak paham penggunaannya.

Pertanyaan:
Apa langkah terbaik kepala sekolah?

A. Menyimpan alat tersebut di gudang.
B. Mengadakan pelatihan penggunaan alat peraga.
C. Menyuruh guru belajar sendiri di internet.
D. Meminta siswa mencari tahu sendiri fungsinya.

Kunci: B

Soal 11 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Salah satu guru di SD Juara mengeluh karena tidak memiliki bahan ajar yang cukup.

Pertanyaan:
Tindakan kepala sekolah yang tepat:

A. Menyuruh guru menggunakan materi tahun lalu.
B. Membuat tim pengembang bahan ajar di sekolah.
C. Meminta guru membuat bahan ajar sendiri tanpa bantuan.
D. Meliburkan kelas sampai bahan ajar tersedia.

Kunci: B

Soal 12 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Di SD Makmur, siswa sulit memahami pelajaran karena bahasa pengantar guru terlalu rumit.

Pertanyaan:
Solusi terbaik dari kepala sekolah:

A. Membiarkan guru mengajar sesuai gaya masing-masing.
B. Mengadakan supervisi dan pelatihan komunikasi efektif.
C. Mengganti guru yang sulit dipahami.
D. Menyerahkan pada orang tua siswa.

Baca Juga :  Persiapan Pelajar untuk Sukses di Era MEA

Kunci: B

Soal 13 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Sumber Ilmu ingin mengajarkan pendidikan karakter secara efektif.

Pertanyaan:
Langkah strategis kepala sekolah:

A. Menyisipkan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran.
B. Mengadakan pelajaran tersendiri tentang karakter.
C. Mengandalkan guru agama saja.
D. Mengadakan seminar untuk orang tua.

Kunci: A

Soal 14 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Pak Ardi, kepala sekolah, ingin meningkatkan kepedulian sosial siswa.

Pertanyaan:
Kegiatan terbaik untuk mencapai tujuan tersebut:

A. Menyelenggarakan bakti sosial bersama siswa.
B. Memberikan tugas rumah setiap hari.
C. Mengurangi kegiatan luar kelas.
D. Membebaskan siswa dari tanggung jawab sosial.

Kunci: A

Soal 15 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Berkah ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja kelompok.

Pertanyaan:
Program yang dapat diterapkan:

A. Menambah jam pelajaran individual.
B. Memberikan tugas proyek berbasis kolaboratif.
C. Mewajibkan siswa belajar sendiri.
D. Melarang siswa duduk berkelompok.

Kunci: B

Soal 16 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Sekolah menghadapi kendala dalam penggunaan aplikasi e-learning.

Pertanyaan:
Tindakan yang paling tepat oleh kepala sekolah:

A. Menghapus penggunaan aplikasi.
B. Mengadakan pelatihan dan pendampingan penggunaan aplikasi.
C. Menugaskan siswa belajar dari buku saja.
D. Mengubah kurikulum agar tidak menggunakan TIK.

Kunci: B

Soal 17 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Lestari ingin meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran sains.

Pertanyaan:
Strategi yang efektif:

A. Mengadakan kelas eksperimen dan kunjungan lapangan.
B. Memberi lebih banyak tugas hafalan.
C. Mengurangi jam pelajaran sains.
D. Mengalihkan ke pelajaran seni.

Kunci: A

Soal 18 – Kompetensi Profesional

Kasus:
SD Damai ingin melestarikan budaya lokal kepada siswa.

Pertanyaan:
Langkah yang paling sesuai:

A. Memasukkan budaya lokal dalam kegiatan ekstrakurikuler.
B. Fokus hanya pada mata pelajaran nasional.
C. Membatasi informasi budaya agar tidak membingungkan siswa.
D. Melarang siswa berbicara bahasa daerah.

Kunci: A

Soal 19 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Sekolah ingin menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa sejak dini.

Pertanyaan:
Program yang tepat untuk itu:

A. Membuat pasar mini dengan hasil karya siswa.
B. Memberikan teori kewirausahaan saja.
C. Melarang siswa berjualan.
D. Mengandalkan buku pelajaran kewirausahaan.

Kunci: A

Soal 20 – Kompetensi Profesional

Kasus:
Guru di SD Cerdas kesulitan mengajar karena kelas terlalu besar.

Pertanyaan:
Solusi jangka pendek yang dapat dilakukan kepala sekolah:

A. Membagi kelas menjadi dua sesi belajar.
B. Menerima siswa baru lebih banyak.
C. Menambah guru dengan status relawan.
D. Meningkatkan jam belajar di rumah.

Kunci: A

Scroll to Top