tips sukses menumbuhkan kreativitas |
Gurune.net – Apakah tahap awal dalam berkarya ? sebuah pertanyaan yang saya baca pada buku Kreatif Sampai Mati Sila ke -6 karya mas Wahyu Aditya.
Jawaban dari pertanyaan diatas ternyata ” tahap awal dalam berkarya adalah meniru karya terlebih dahulu.
Maksudnya disini yaitu meniru karya oranglain untuk berlatih.
Menurut mas wadit meniru berbeda dengan plagiat lho…!!
Plagiat itu bahasa gampangnya ” Copy Paste ” tanpa penambahan apapun didalamnya.
Plagiarisme cenderung menyalin total karya pihak lain tanpa ada perubahan apapun dan seolah – olah karya tersebut miliknya.
Mengakui karya orang lain tanpa adanya ijin dan menjadikan karyanya tersebut sekan-akan miliknya sendiri. hadeh…,
Meniru atau mengcopy adalah cara berlatih kretifitas dengan sistem teknik yang dibalik.
Seperti ahli mekanik yang membongkar mobil untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya.
Saya akan mencoba mengingatkan kita semua. Pada saat kita masih kecil, kita sering belajar dengan meniru perilaku ibu dan ayah kita, saudara kita, panutan kita, idola atau superhero kita.
Pada era 1980-an di TVRI ada acara belajar menggambar waktu itu nama acaranya ” Mari Menggambar bersama pak Tino Sidin”
tempo.co |
Tino Sidin (lahir di Tebingtinggi, Sumatra Utara, 25 November 1925 – meninggal di Jakarta, 29 Desember 1995 pada umur 70 tahun) adalah seorang pelukis dan guru gambar yang terkenal dengan acaranya di stasiun TVRI era 80-an, yaitu Gemar Menggambar.
Dalam acara ini “Pak Tino” mengajar anak-anak bahwa menggambar itu mudah, dan merupakan perpaduan dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung.
Pada akhir setiap acara ia menunjukkan gambar-gambar yang dikirim oleh pemirsanya dan kemudian menambahkan komentar yang sangat dikenal, “Bagus!” (sumber wikipedia )
sosok khas pak tino sidin dengan topi dan kacamatanya sangat khas, sedikit info buat generasi milenial yang tidak merasakan masa-masa itu.
ok kita lanjut lagi ya sob. Kita sering mendengar kalimat ” Aku nggak bisa gambar, ga ada bakat ” .
Duar…, bakat seakan menjadi tumbal disini, seolah dengan mudahnya menyalahkan ” Si Bakat ” terhadap hal-hal yang kita tidak kuasai.
Menurut mas waditya penulis buku kreatif sampai mati, semua hal yang di inginkan harus didapat dengan cara
menemukan minat ( Passion ) dan melatih minat tersebut terus menerus.
Berlatih merekam dan me – remix berulang – ulang.
Bukan dalam hitungan bulan, tetapi bertahun – tahun.
Berlatih sesuai minat itu berbeda rasanya dengan berlatih karena terpaksa.
Ada energi lebih yang kita rasakan, seolah lupa akan waktu.
Orang yang beralasan ” saya tidak bisa menggambar ” berarti menjelaskan bahwa dia memang tidak berminat dalam hal dunia menggambar.
Sama halnya seperti saya tidak memiliki minat terhadap dunia kedokteran.
Walaupun dari buyut, kakek, ayah , hingga banyak saudara saya yang menjadi dokter; bukan berarti saya harus menjadi dokter juga, passion saya tidak di situ.
Steve jobs mengungkapkan dalam konsep connecting the dots bahwa kita tidak bisa merencanakan masa depan kita titik demi titik yang terencana dengan pasti.
Apa yang membuat kita menjadi seperti sekarang adalah karena titik-titik yang sudah kita lalui.
Mas wadit menjelaskan kenapa dia bisa menggambar ?
karena mas wadit ( penulis buku kreatif sampai mati ) dapat melalui titik demi titik dengan terus berlatih sejak kecil untuk merekam dan me – remix apa yang dia lihat dan tuangkan dalam kertas selama bertahun – tahun ( dengan senang katanya ) hehehe.. mantap!!
dari mbah google |
tidak ada konsep yang baru di dunia ini.
Kita sebagai manusia hanya me-remix bahan yang sudah ada dan sering di jumpai untuk dikemas / disajikan menjadi seolah olah baru.
” Jadilah seperti anak kecil, hilangkan prasangka agar tercipta karya-karya KREATIF “( kreatif sampai mati )
Jangan merasa bahwa kita tidak kreatif!
Sejatinya kreativitas sudah mengendap disetiap insan seorang manusia, tetapi kebanyakan malas untuk dikeluarkan atau tidak tau cara menggalinya.
Buang jauh -jauh jika masih berfikir bahwa kreativitas hanyalah dimiliki oleh seorang yang berprofesi seniman.
Kreatif adalah hak untuk semua, yang kaya, miskin, tua, muda, enterpreneur, guru, siswa, tentara hingga pengangguran sekalipun.
Kreatif adalah solusi bagi beragai hal. Misalnya apa yang dilakukan Jepang mentransformasi imajinasi menjadi industri konten dan menghasilkan lebih dari 1.000 triliun rupiah setiap tahunya dari pendapatan 4 sektor saja yaitu vidio, percetakan, musik, games.
Indonesia saat ini bisa dapat menghasilkan pendapatan sekitar 150 triliun rupiah, tetapi itu dari 14 sektor : yaitu fashion, kerajinan, periklanan, televisi, dan sebagainya. Masih banyak peluang yang sangat luar biasa yang bisa rakyat gali dan olah.
Bayangkan, produk imajinasi dari otak yang ditransformasi menjadi visual bernama pokemon.
Menurut penelitian, pokemon sudah menghasilkan 150 triliun rupiah sejak ditetapkan.
Dahsyatnya Jepang masih memiliki ribuan stok produk kreatif selain pokemon.
Karya anak Jepang Doraemon sampai dinobatkan oleh pemerintah jepang untuk menjadi duta negara.
Sebab film animasi ini sudah di tonton oleh banyak negara didunia ini.
maka hebatnya sebuah imajinasi dan kreatif yang kedepannya masih terbuka lebar peluang di dunia kreatifitas.
Kreatif adalah cara bertahan hidup.
Baca juga : RASA TAKUT ADALAH MUSUH BESAR DARI KREATIFITAS
kebebasan terindah manusia adalah menulis.awesome!
iya bu.bahasa tulis seakan bisa membebaskan ide yang terpenjar di otak hehehe
Teruslah menulis untuk nafas pendidikan
siap..