Pak Tulus bekerja sebagai kepala desa di Desa Sereh Wangi. Pak Tulus ingin warga desanya mempunyai rasa persatuan dan kesatuan. Ayo kita cari tahu cerita Pak Tulus.
Ayo Membaca!
Pentingnya Budaya Tegur Sapa
Senangnya tinggal di Desa Sereh Wangi. Kedekatan hubungan antarwarga membuat mereka saling menjaga. Tidak semua warga Desa Sereh Wangi merupakan penduduk asli. Sebagian warga merupakan pendatang, mereka masuk ketika kampung ini dibuka sebagai wilayah transmigrasi. Walau demikian, perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka.
Kedekatan antarwarga dimulai dengan kebiasaan saling tegur sapa. Ketika berpapasan di lorong antar rumah, di jalan, atau di pasar tak pernah terlewat untuk saling menegur. Sekadar mengucap “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore” sampai bertukar kabar atau berbincang sejenak. Semua saling kenal, semua saling peduli.
Di ujung jalan, tinggal Nenek Ijah seorang diri. Ia penghuni tertua di sini. Walau begitu ia masih mandiri melakukan kesibukan di rumahnya. Kadang ia terlihat menyapu pelan daun-daun di halaman rumah. Lain waktu ia duduk beristirahat di beranda. Pak Tulus, sang kepala desa, rajin menyapa Nenek Ijah. Pagi hari, sambil berangkat kerja, ia kerap mampir untuk sekedar mengantarkan ubi atau singkong rebus. Sore hari ia lewat lagi seraya melambai pada Nenek Ijah yang duduk di beranda.
Pada suatu pagi, pak Tulus tidak menjumpai Nenek Ijah di halamannya. Sore harinya beranda rumah nenek Ijah masih tetap sepi. Pak Tulus menyempatkan untuk singgah. Pak Tulus mengetuk pintu, tetapi tak dijawab. Pak Tulus membuka pintu dan melangkah masuk. Betapa terkejut beliau menjumpai Nenek Ijah terkulai lemas di depan ruang tengahnya. Diraba dahinya, terasa agak hangat. Rupanya Nenek Ijah sakit.
Pak Tulus menyesal tidak menyempatkan mampir tadi pagi namun, belum terlambat. Pak Tulus mengajak beberapa warga membawa Nenek Ijah ke dokter terdekat. Pak Tulus mengatur jadwal warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih. Tidak ada warga yang menolak. Semua sukarela membantu. Mereka tahu, kelak suatu ketika mereka dalam kesulitan, pasti akan dibantu.
Budaya tegur sapa menjadi perekat warga. Budaya tegur sapa membangun kepedulian terhadap sesama.
Berdasarkan cerita di atas, buatlah peta pikiran!
Ayo Berdiskusi!
- Berdasarkan cerita di atas, tulislah hal-hal baik yang bisa dicontoh dari Pak Tulus!
- Pak Tulus selalu peduli terhadap kesulitan warganya
- Pak Tulus dengan ikhlas membantu warganya
- Pak Tulus sering mengunjungi warganya
- Apakah Pak Tulus sudah mengamalkan sila ketiga Pancasila? Jelaskan!
Dengan membantu Nenek Ijah, Pak Tulus sudah mengamalkan si la ketiga Pancasila
- Berdasarkan cerita di atas, tulislah hal-hal baik yang bisa dicontoh dari warga Desa Sereh Wangi!
- Perbedaan asal usul tidak merenggangkan kedekatan mereka.
- Ketika berpapasan mereka saling menegur
- Warga yang akan bergantian menjaga Nenek Ijah sampai pulih
- Semua sukarela membantu
- Apakah warga Desa Sereh Wangi sudah mengamalkan sila ketiga Pancasila? Jelaskan!
Warga Kampung Sereh Wangi sudah mengamalkan sila ketiga dari Pancasila
- Meskipun kamu bukan warga Desa Sereh Wangi, hal apa yang kamu lakukan melihat kondisi Nenek Ijah? Jelaskan alasanmu!
- Sikap-sikap baik apa yang bisa kamu contoh dari warga Desa Sereh Wangi?
- Peduli terhadap kesulitan orang lain
- Saling bertegur sapa
- Saling meolong
- Dalam kehidupan sehari-hari, apa lagi yang bisa kamu lakukan untuk mengamalkan sila ketiga Pancasila?
- Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
- Membina hubungan baik dengan semua unsur negara
- Saling menghargai antar sesama manusia
- Menjunung persatuan dan kesatuan
- Mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi